Menampilkan 49 - 54 dari 438 Artikel
Strategi komunikasi persuasif, seperti menguasai materi, akan membuat Anda menyampaikan pesan lebih baik. Simak informasinya di artikel ini.
Memiliki strategi komunikasi persuasif penting dalam dunia kerja, terutama untuk membangun interaksi dengan rekan kerja, atasan, maupun klien. Sebelum kamu mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk pandai berkomunikasi secara persuasif, pahami dahulu pengertian dan manfaatnya di bawah ini.
Komunikasi persuasif dikenal sebagai salah satu bentuk komunikasi paling dasar. Komunikasi persuasif mengacu pada proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan perilaku orang lain yang dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal.
Bentuk komunikasi ini telah lama dipraktikkan masyarakat. Misalnya, pada zaman Yunani Kuno, orang memanfaatkan cara berkomunikasi ini untuk menyampaikan masalah yang dihadapi masyarakat di ruang pengadilan, perdebatan masalah kebijakan umum, serta pidato dalam upacara tertentu.
Bagaimana dengan komunikasi persuasif yang efektif? Ini merupakan cara penyampaian pesan yang menyadarkan audiens bahwa ia punya pilihan dan mendorongnya untuk setuju atas sesuatu hal. Dalam konteks organisasi, persuasif hadir dalam upaya penjualan gagasan kepada orang lain, memberi saran, hingga mengumpulkan dukungan dari khalayak.
Baca Juga: 4 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Lebih lanjut, komunikasi persuasif memiliki ciri-ciri berikut.
Melihat ciri-ciri di atas, terdapat beberapa faktor penting yang menentukan keberhasilan komunikasi persuasif, yaitu:
Dalam interaksi di tempat kerja, kamu akan bertemu dengan berbagai tipe orang, baik itu rekan kerja, atasan, maupun klien. Berkomunikasi jadi cara utama untuk membangun interaksi yang harmonis dengan mereka. Namun, tentu tidak setiap saat kamu melakukan komunikasi persuasif di tempat kerja.
Teknik komunikasi ini akan banyak digunakan ketika kamu sedang mengikuti rapat dan berupaya mempengaruhi peserta rapat lain untuk sepakat akan suatu hal. Pada kesempatan lain, kamu bisa berbicara dengan persuasif saat menyampaikan proposal kegiatan kepada atasan supaya mendapat persetujuan.
Begitu juga saat berhadapan dengan klien. Kamu akan membutuhkan teknik persuasif untuk meyakinkan mereka mau bekerja sama dengan perusahaanmu. Dari pemaparan di atas, sudah jelas kan mengapa komunikasi persuasif itu penting?
Komunikasi persuasif penting dilakukan karena beberapa alasan, yaitu:
Untuk membangun keterampilan komunikasi persuasif, kamu bisa melakukan 8 strategi komunikasi persuasif berikut ini.
Kenali lebih dahulu seperti apa perilaku lawan bicara yang kamu temui. Jika kamu telah mengetahui dan memahami perilaku orang yang akan kamu ajak berkomunikasi, tentu kamu lebih leluasa berbicara dengan mereka. Termasuk memilih bagaimana cara penyampaian yang tepat. Misalnya, cara bicara, pemilihan kata, bahasa tubuh yang pas, dan intonasi bicara. Dengan begitu membujuk mereka untuk melakukan hal positif pun lebih mudah.
Komunikator andal biasanya mempunyai selera humor tinggi. Saat kamu bersikap humoris, kamu dapat mendekatkan diri pada lawan bicara lebih mudah pula. Bahkan, kamu bisa mengajak atau membujuk lawan bicara melalui lelucon atau candaan yang sebetulnya menyiratkan upaya persuasi. Begitu mereka tertarik dengan humor yang kamu tuturkan, mereka juga lebih bersikap terbuka padamu dan cenderung mudah menyetujui sesuatu.
Seseorang yang terampil berkomunikasi tentu lebih memikat lawan bicara. Pesan yang disampaikan secara persuasif akan lebih mengena dan tepat sasaran ketika disampaikan oleh komunikator yang piawai membawa diri. Gaya bicara penuh percaya diri seperti ini membuatmu mudah mempengaruhi lawan bicara untuk sepakat dan mau melakukan hal positif.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill dalam Organisasi
Berwawasan luas jadi ciri komunikator yang mampu mempengaruhi orang lain. Tidak hanya terkait materi pembicaraan saja, tetapi juga berbagai obrolan santai yang bisa menjadi topik selingan saat berbicara dengan mereka. Contoh, kamu sudah membekali diri dengan tren musik terkini ketika berbincang dengan klien yang kebetulan penyuka musik. Ini akan memudahkan kamu membuka atau mencairkan suasana jika diperlukan.
Sebagai komunikator profesional, kamu pasti tidak ingin terlihat biasa-biasa saja atau malah tidak tahu apa-apa di hadapan lawan bicara. Menguasai materi jadi langkah penting yang harus kamu lakukan supaya terlihat kompeten dalam menyampaikan pesan persuasi kepada lawan bicara. Plus, penguasaan materi yang mumpuni juga jadi faktor penentu yang menarik lawan bicara untuk menyimak dan mau berbagi informasi denganmu.
Percaya diri tampak dari bagaimana cara komunikator berbicara dengan lawan bicara. Ketika kamu terlihat percaya diri, tumbuh keyakinan dari lawan bicara sehingga mereka mau memperhatikan dan mendengarkan apa yang disampaikan. Dengan begitu, lebih mudah bagimu untuk membujuk dan mempengaruhi sikap serta tindakan lawan bicara.
Sikap percaya diri berkaitan erat dengan keterampilan kamu berbahasa dan berbicara di hadapan publik, berikut teknik penguasaan materi yang akan disampaikan. Bisa dibilang, percaya diri merupakan strategi komunikasi persuasif paling mendasar yang menentukan keberhasilan teknik ini.
Komunikator dituntut untuk mampu menjawab pertanyaan yang dilemparkan lawan bicara. Ketika ada pertanyaan yang tidak dapat dijawab, mereka bisa langsung beradu argumen denganmu sampai memperoleh jawaban memuaskan. Dalam situasi seperti ini mudah bagimu untuk merasa panik dan tersulut emosi.
Maka, situasi “sepanas” apa pun seharusnya tetap bisa kamu hadapi dengan tenang. Ketenangan dalam merespons akan membantumu berpikir sejenak dan merumuskan kalimat yang akan menjawab pertanyaan lawan bicara. Bersikap tenang pun memberi efek positif pada keberhasilan komunikasi persuasif.
Sikap supel, ramah, dan mudah berbaur akan membantu kamu lebih dekat dengan lawan bicara. Komunikator yang mudah bergaul dan bersosialisasi cenderung cepat memperoleh kepercayaan lawan bicara sehingga mereka bersikap terbuka pada apa pun yang disampaikan. Dengan demikian, peluang mereka terpengaruhi oleh apa yang kamu sampaikan juga semakin besar.
Demikian strategi komunikasi persuasif yang dapat kamu kembangkan untuk menjadi seorang komunikator andal dan mampu mempengaruhi orang lain, khususnya dalam hubungan kerja. Praktikkan pula etika komunikasi persuasif dengan tetap menghargai pendapat lawan bicara.
Tertarik mendalami strategi komunikasi persuasif dan keterampilan komunikasi lainnya? GreatNusa menawarkan kursus bertopik komunikasi yang dapat kamu ikuti dengan harga terjangkau. Dengan pendampingan dari pengajar profesional, kamu dapat mengasah keterampilan komunikasi dan menjadikannya kompetensi utama sebagai modal bersaing di dunia kerja.
Ayo, daftarkan dirimu di GreatNusa sekarang juga!
By greatnusa • 30 Maret 2023
Public speaking skills, seperti artikulasi yang baik, dapat membuat Anda makin siap dengan dunia kerja. Baca penjelasan lengkapnya di sini.
Kemampuan analisis, memecahkan masalah, dan keahlian teknis bukan satu-satunya yang harus kamu kuasai jika ingin sukses di dunia kerja. Your public speaking skills alias kemampuan berbicara di depan publik sangat dibutuhkan di berbagai perusahaan, terutama jika kamu menyasar bidang-bidang yang membutuhkan komunikasi bagus. Pastikan memupuk keahlian ini jika ingin meraih prestasi bagus dan menjadi sosok profesional.
Public speaking lebih dari sekadar berbicara dengan lancar tanpa tersendat, lho! Hal ini sebenarnya merupakan paduan dari beberapa jenis keahlian, seperti komunikasi verbal dan nonverbal, kemampuan persuasi atau menarik perhatian pendengar, serta keahlian beradaptasi agar bisa menyesuaikan cara berbicara dengan materi dan dan demografi publik.
Jika kamu menguasai public speaking skills, kamu akan mendapat beberapa keuntungan di dunia kerja. Kariermu akan mudah menanjak karena kamu memiliki keunggulan dalam hal presentasi, menyampaikan ide, serta berkomunikasi dengan berbagai pihak. Perusahaan juga cenderung menaruh perhatian pada karyawan yang memiliki kemampuan ini karena mereka “menonjol” di lingkungan profesional.
Kemampuan bicara di depan publik juga memudahkanmu melakukan networking. Kamu akan lebih sering bertemu orang, baik dari departemen berbeda di perusahaanmu maupun pihak luar. Kamu bisa bertukar kontak, menyampaikan ide dan pendapat, serta membuat dirimu semakin dikenal di jaringan profesional. Bayangkan dampak positifnya ke kariermu!
Public speaking ternyata bisa berdampak positif bagi pribadimu. Menurut sebuah studi yang dilakukan North Carolina Cooperative Extension (2016), pelatihan public speaking mampu meningkatkan kepercayaan diri serta kemampuan mendeskripsikan opini dan ide. Kemampuan ini bahkan begitu penting sehingga mereka menyarankan agar anak muda mempelajarinya sejak dini.
Akhirnya, terbiasa berbicara di depan umum bisa meningkatkan kemampuan memahami ide dan berpikir kritis. Hal ini terutama terjadi ketika kamu merangkai ide untuk menciptakan naskah atau panduan bicara yang meyakinkan, profesional, sekaligus mudah dipahami. Kamu juga melatih kemampuan analisis ketika menjawab pertanyaan dari hadirin.
Public speaking adalah keahlian yang berlapis. Ketika kamu menguasai cara berbicara di depan umum, kamu sebenarnya memiliki beberapa keahlian sekaligus. Inilah lima jenis keahlian tersebut.
Ketika kamu melakukan pidato dan presentasi atau menyampaikan pengumuman penting, kamu punya satu tujuan: memastikan hadirin memahami pesanmu. Banyak orang yang tahu apa yang hendak disampaikan, tetapi cara mereka berbicara tidak jelas karena fokus yang berantakan dan gaya bicara yang membuat hadirin susah mendengarkannya.
Dalam kemampuan public speaking yang bagus, kamu harus bisa menemukan inti dan poin penting dari pesan yang hendak disampaikan. Ketika berbicara, kamu harus memastikan hadirin mendengarkan, misalnya dengan menggunakan materi pendukung, berbicara dengan jelas, dan mengikuti panduan pidato atau presentasi agar tidak ada yang terlupakan.
Bayangkan kamu memiliki ide yang menarik dan meyakinkan untuk disampaikan dalam pidato atau presentasi. Akan tetapi, caramu berbicara tidak jelas sehingga hadirin kebingungan atau memintamu mengulangi poin tertentu berkali-kali. Akibatnya, flow pembicaraan terganggu dan hadirin tidak tertarik dengan apa yang kamu sampaikan.
Masalah ini terkait dengan artikulasi, yaitu kemampuan mengeluarkan kata-kata secara jelas dan bisa dimengerti. Kamu harus memastikan setiap kata keluar secara utuh, tetapi tanpa terdengar kaku. Setiap kata harus terdengar jelas agar terdengar akurat di telinga hadirin. Secara psikologis, artikulasi yang baik juga akan membuat hadirin lebih mudah diyakinkan.
Biasanya, artikulasi dilatih dengan banyak-banyak membaca dalam suara keras. Kamu bisa menggunakan teks presentasi atau tulisan bertema serupa sebagai panduan. Mulailah membaca keras-keras tetapi dengan kecepatan rendah, dan pastikan menyebut setiap kata secara jelas. Setelah cukup lancar, kamu bisa mengulanginya tetapi secara lebih cepat. Rekam suaramu agar setiap perbedaan dan hasil latihan terdengar jelas.
Berbicara di depan umum tidak melulu harus terdengar serius. Gaya komunikasi luwes dalam public speaking berarti memastikan hadirin menerima pesanmu dengan baik. Misalnya, pastikan kamu membagi perhatian secara merata kepada hadirin. Sebelum berbicara, amati di mana hadirin duduk dan pastikan kamu membagi pandangan secara merata selama berbicara.
Berbicara di depan umum berarti menyesuaikan cara bicara dengan atmosfer dan suasana. Pastikan kamu bisa membedakan intonasi dan sikap untuk pembicaraan yang sifatnya santai, serius, atau bernada kekeluargaan.
Ketahui hadirin yang mendengarkan materimu agar kamu bisa menyesuaikan cara bicara. Hadirin usia sekolah tentu berbeda dengan mahasiswa, kaum profesional, dan masyarakat umum. Public speaker yang baik tahu kapan harus berbicara secara akrab dan membumi, dan kapan harus terlihat serius serta bisa diandalkan. Hal ini membuat pesanmu lebih mudah menyerap di benak hadirin.
Membaca kebutuhan hadirin juga bisa membantu meningkatkan kualitas berbicara di depan umum. Misalnya, ada yang membutuhkan petunjuk atau keterangan lengkap tentang sesuatu yang penting. Ada yang butuh edukasi. Ada yang mengharapkan presentasi meyakinkan agar mereka bisa menuangkan modal untuk proyek potensial. Pastikan kamu memahaminya agar public speaking skill semakin meningkat.
Akhirnya, setiap sesi bicara di depan publik sering melibatkan tanya jawab. Hal ini merupakan bagian dari interaksi pembicara dan hadirin sehingga harus kamu perhatikan. Kemampuan menangani sesi tanya jawab meliputi pemahaman akan materi serta kemampuan mendeskripsikan sesuatu sesuai tingkat wawasan dan latar belakang hadirin.
Pembicara yang baik akan tahu cara merespons pertanyaan yang sulit atau tidak bisa dijawab. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan berkomunikasi dan negosiasi. Kamu bisa merespons dengan menyebut sumber-sumber yang bisa dibaca atau dihubungi, memberi jawaban alternatif, hingga menunda menjawab hingga kamu mendapat materi tambahan untuk dijelaskan di pertemuan berikutnya.
Semua penjelasan di atas menunjukkan bahwa kemampuan berbicara di depan publik memiliki banyak aspek. Ingin lebih jago dalam public speaking agar kariermu lancar? Kamu bisa mengikuti pelatihan intensif bersama lembaga latihan seperti GreatNusa.
GreatNusa menawarkan berbagai kursus terkait karier, bisnis, dan pengembangan diri menggunakan teknologi digital. Kamu bisa mengakses materi dan pelajaran dari para pakar tanpa meninggalkan rumah atau kantor. Setiap kursus disajikan secara runtut dan mendalam sehingga bisa langsung kamu praktikkan.
Ada berbagai kursus menarik yang bisa kamu ambil untuk meningkatkan public speaking skills. Misalnya, dalam kategori Pengembangan Diri, kamu bisa mengambil kursus Komunikasi Bisnis atau belajar menulis dalam bahasa Inggris. Jika kamu ingin lebih spesifik, kamu bisa mengambil kelas seperti Pengantar Strategi Negosiasi Bisnis untuk meningkatkan kemampuan presentasi demi mendapatkan deal.
Kesimpulannya, kemampuan berbicara di depan publik tidak hanya meningkatkan kualitas pribadimu, tetapi juga membantu mendorong perkembangan karier. Pastikan melatih public speaking skills jika kamu ingin sukses, dan pilih paket kursus dari portal pembelajaran daring berkualitas seperti GreatNusa.
By greatnusa • 31 Maret 2023
Cara melatih public speaking, mulai dari rutin berlatih hingga mengikuti pelatihan, untuk karir yang cemerlang di artikel berikut ini.
Banyak cara melatih public speaking yang dapat kamu coba untuk meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum. Sebagaimana kamu ketahui, public speaking merupakan salah satu kemampuan yang wajib dimiliki. Kompetensi yang kerap digunakan untuk melancarkan urusan pribadi, bisnis, maupun pendidikan ini tercatat sebagai salah satu kunci kesuksesan hampir sebagian besar tokoh dunia.
Menjadi pembicara yang baik memang tidak mudah. Banyak orang mendadak terserang panik, jantung berdetak lebih cepat, keringat dingin, merasa cemas berlebih, hingga kesulitan berkata-kata ketika berhadapan dengan lawan bicara orang tersebut. Kondisi ini wajar terjadi. Namun, alangkah baiknya kamu mulai mempelajari bagaimana cara berbicara di depan umum untuk membuka lebih banyak peluang dan kesempatan di masa depan.
Tertarik meningkatkan kemampuan public speaking? Cobalah untuk menerapkan sejumlah cara menjadi pembicara yang hebat berikut ini.
Membaca buku memang bisa membuka wawasan dan memperdalam pemahaman mengenai public speaking. Namun, kemampuan public speaking tidak akan berkembang kalau kamu hanya fokus pada teori tanpa melakukan praktik. Berlatihlah setiap hari untuk mengasah kemampuan berbicara. Kamu bisa berlatih dengan teman atau keluargamu sebagai lawan bicara.
Kamu bisa merekam latihan menggunakan ponsel. Meskipun tampak sepele, hal ini efektif untuk mengetahui cara kamu bertutur kata dan berekspresi. Makin sering kamu berlatih, kamu akan terbiasa berbicara dalam durasi lama. Tak hanya itu saja, mengulang pembicaraan secara konsisten juga dapat memudahkan kamu menguasai materi.
Jika kamu seorang yang pemalu, maka kamu bisa berlatih di depan cermin. Lakukan setiap hari selama sepuluh menit. Cara sederhana ini bisa membuat kamu lebih percaya diri dan berani. Untuk mengembangkan kemampuan, mintalah keluarga atau teman dekat menjadi pendengar. Jangan ragu untuk meminta penilaian. Dari hal ini, kamu bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan selama public speaking, apakah sudah bagus atau masih ada yang kurang dan perlu dibenahi.
Baca Juga : Kuasai 5 Public Speaking Skills Berikut untuk Siap Dunia Kerja
Public speaking merupakan kemampuan yang bisa berkembang seiring luasnya wawasan dan banyaknya pengalaman. Lantaran kemampuan berbicara di depan umum bukanlah bakat dari lahir, diperlukan ketekunan dan kerja keras untuk mengembangkan kemampuan ini.
Kamu akan belajar mengenai letak kesalahan, kekurangan, dan kelebihan ketika berbicara di depan umum secara alamiah atau learning by doing. Ketika kamu membaca buku, kamu akan menyerap lebih banyak ilmu dan pengetahuan baru. Hal ini akan memengaruhi pola pikir dan bagaimana cara kamu menyusun materi pembicaraan.
Pengalaman berbicara ketika berada di bangku sekolah juga secara tidak langsung memberikan dorongan keberanian dan rasa percaya diri. Makin banyak pengalaman berbicara ketika sekolah atau kuliah, kamu akan makin terbiasa dan luwes mengemukakan pendapat atau berpidato di depan banyak orang.
Menemukan gaya public speaking akan memaksimalkan potensi yang kamu miliki. Pada dasarnya, terdapat empat gaya public speaking yang dapat kamu pelajari. Mulai dari informatif, persuasif, aksi, dan menghibur. Untuk menemukan gaya paling cocok, kamu harus mencoba seluruh gaya yang ada.
Ketika kamu ingin memberikan informasi disertai fakta, gunakan metode informatif. Dibandingkan metode lainnya, metode informatif paling sering digunakan ketika presentasi materi kuliah, sidang skripsi, atau presentasi bisnis.
Pelajari metode persuasif kalau kamu ingin memaparkan fakta sekaligus membujuk orang lain dan metode aksi apabila kamu ingin mengubah pandangan, mendorong, serta meyakinkan pendengar melakukan tindakan.
Berbeda dengan tiga metode sebelumnya, gaya public speaking menghibur tidak terlalu menegangkan dan kaku. Justru, metode ini bertujuan untuk mencairkan suasana. Umumnya, gaya public speaking ini digunakan pada acara pernikahan, ulang tahun, pertunangan, atau pesta wisuda.
Baca Juga : 8 Langkah Strategi Komunikasi Persuasif dalam Dunia Kerja
Tak banyak yang menyadari bahwa kata-kata saja belum cukup untuk meyakinkan pendengar. Komunikasi membutuhkan penekanan yang tampak dari gerakan dan bahasa tubuh. Inilah mengapa mengatur intonasi, melatih bahasa tubuh, dan gerakan sangat dianjurkan. Pembicara yang baik harus mampu mengatur intonasi suara untuk menarik perhatian pendengar. Proses melatih public speaking ini dapat kamu lakukan dengan cara berlatih di depan cermin untuk melihat gerakan tubuhmu pada saat berbicara.
Ketika kamu berbicara, pendengar akan menanggapi sesuai intonasi suara yang kamu gunakan. Suara yang datar hanya akan menimbulkan kebosanan, sedangkan suara bersemangat akan mendorong pendengar memperhatikan materi yang kamu sampaikan. Namun, ada kalanya kamu harus menggunakan suara yang lebih pelan, rendah, atau lirih untuk menarik atensi dan fokus pendengar.
Gerakan tangan atau tubuh dan kontak mata juga perlu dilakukan untuk mempertegas materi yang kamu sampaikan. Meskipun sepele, cara ini juga efektif mengurangi kegugupan. Gerakan tubuh atau tangan juga memungkinkan kamu mengambil sedikit waktu tanpa perlu mengeluarkan kalimat jeda.
Cara melatih public speaking secara otodidak dapat dilakukan dengan mengasah mental untuk mengatasi kecemasan. Mempersiapkan mental efektif membangun kepercayaan diri dan mengendalikan rasa takut berlebih. Kamu bisa menarik napas panjang dengan diakhiri sebuah senyuman. Mendatangi lokasi acara lebih awal, menguasai medan, dan materi juga dapat mengurangi ketegangan. Yakinlah bahwa kamu mampu memulai dan menyelesaikan pembicaraan dengan baik. Ingat, keyakinan dan keberanian adalah kunci kesuksesan.
Bacalah buku untuk menambah wawasan sebelum berbicara di depan umum. Melalui buku, kamu bisa mendapatkan ilmu dan informasi untuk memperkuat materi yang hendak disampaikan. Membaca buku tidak hanya membuat kamu mengetahui banyak hal, melainkan juga menambah kosakata sehingga kamu kaya akan perbendaharaan kata. Cakupan kosakata yang luas akan memudahkan kamu membawakan presentasi dengan materi berkualitas.
Selain mempelajarinya secara otodidak, tak ada salahnya kamu mengikuti pelatihan public speaking. Melalui pelatihan ini, kamu akan diajarkan teknik dasar menjadi seorang pembicara yang baik, bagaimana sikap yang ditampilkan kepada pendengar, hingga gaya bicara yang tepat untuk digunakan.
Umumnya, pelatihan public speaking juga akan mengajari kamu cara bercerita yang baik. Ingat, seorang pembicara berkualitas adalah orang yang mampu menuturkan cerita dengan baik hingga menarik atensi pendengar.
Baca Juga : 7 Tips Cara Melatih Public Speaking Untuk Mahir Berbicara
Kamu bisa melatih public speaking dengan menerapkan beberapa cara tersebut. Berbekal konsistensi berlatih dan kemauan kuat untuk belajar, kemampuan berbicara di depan umum akan mengalami peningkatan. Selain lebih percaya diri, kamu juga akan terhindar dari rasa canggung yang berlebih saat berhadapan dengan orang banyak. Pelatihan khusus public speaking akan mengasah kemampuan kamu dalam mengolah materi, merangkai kata, hingga menyampaikannya kepada pendengar.
Apabila kamu ingin melatih public speaking, tersedia pelatihan yang disediakan oleh GreatNusa. GreatNusa merupakan portal pembelajaran daring modern yang didukung materi berkualitas dan pengajar profesional. Melalui portal pembelajaran ini, kamu akan mendapatkan akses materi tanpa terbatas ruang dan waktu.
GreatNusa menawarkan berbagai pelatihan dan webinar dengan harga bersahabat untuk mengasah kemampuan public speaking. Berbekal cara melatih public speaking yang menarik, kamu bisa bersaing di dunia kerja dan meraih karier impian. Ayo, gabung GreatNusa sekarang juga!
By greatnusa • 29 Maret 2023
Kenali indikator lingkungan kerja untuk bisa mendapatkan work-life balance yang baik. Simak informasi lengkapnya di artikel berikut ini.
Memiliki lingkungan kerja yang optimal adalah impian setiap orang. Sayangnya, hal tersebut masih sulit didapatkan, baik oleh lulusan baru atau seorang profesional yang sudah bekerja puluhan tahun. Untuk membantu kamu mendapatkan lingkungan kerja yang ideal, perhatikan beberapa indikator lingkungan kerja yang bisa menjadi penunjuk apakah sebuah lingkungan kerja sangat baik atau masuk dalam kategori toxic.
Lingkungan kerja adalah salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dengan matang oleh setiap karyawan. Pasalnya, faktor yang satu ini sangat berpengaruh terhadap banyak hal, mulai dari produktivitas dan pemenuhan tanggung jawab perusahaan, keselamatan dan kesehatan baik fisik maupun mental, hingga kepuasan personal atas sebuah pencapaian (aktualisasi diri).
Oleh sebab itu, mencari tahu terlebih dahulu lingkungan kerja yang diharapkan sangatlah penting. Sebab dalam banyak kejadian, karyawan mengeluh hingga mengalami burnout berkepanjangan karena lingkungan yang tidak kondusif. Kalau sudah begini, kualitas kerja jadi menurun dan tidak akan adil pula bagi perusahaan yang telah menggaji.
Ada banyak indikator lingkungan kerja yang optimal yang dapat kamu perhatikan sebelum memutuskan untuk bekerja di suatu tempat. Adapun secara umum, indikator tersebut dapat dibedakan ke dalam dua kelompok utama: indikator fisik dan indikator nonfisik.
Baca Juga : Work Life Balance, Cara Untuk Menyeimbangkan Hidupmu
Indikator lingkungan kerja fisik melibatkan hal-hal yang berbentuk dan dapat dirasakan secara fisik di dalam sebuah lingkungan kerja.
Setiap karyawan memerlukan personal space dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Setidaknya, perusahaan harus dapat mengalokasikan fasilitas ruang yang cukup untuk setiap karyawannya sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
Hal ini tidak berarti perlu adanya kubikel atau sekat besar untuk satu karyawan dengan karyawan lainnya. Namun, yang lebih penting adalah bahwa sebuah ruangan tersebut dapat menampung jumlah karyawan di dalamnya secara ideal. Dengan begitu, karyawan tetap dapat bebas bergerak dan memiliki personal space sehingga menjaga kenyamanan dan produktivitasnya.
Penerangan atau pencahayaan berperan besar dalam menimbulkan suasana hati seseorang. Pencahayaan yang buruk akan membuat suasana ruangan menjadi muram. Karena itu, jangan heran bila karyawan di dalamnya jadi ikut bermalas-malasan atau kehilangan gairah bekerja.
Selain itu, penerangan yang buruk akan mengganggu bahkan merusak penglihatan. Beberapa gejala lain pun biasanya akan turut mengikuti seperti sakit kepala.
Terutama sejak adanya wabah COVID-19, sirkulasi udara yang baik menjadi indikator lingkungan kerja lainnya yang jangan sampai terlewat. Minimnya akses keluar-masuk udara menjadi salah satu kesempatan besar bagi patogen seperti virus untuk menyerang siapa pun yang berada di dalam satu ruangan yang sama.
Selain itu, sirkulasi udara juga dapat meminimalkan terjadinya kelembapan. Udara yang lembap akan berdampak pada beberapa kesehatan tubuh lainnya terutama terkait saluran pernapasan.
Sebisa mungkin, sebuah ruangan memiliki akses yang cukup untuk mendapat cahaya matahari guna menjaga keseimbangan sirkulasi. Selain itu, kualitas sirkulasi udara juga dapat dijaga dengan kehadiran ventilasi udara serta pembersihan filter AC.
Baca Juga : Transformational Leadership: Pengertian, Ciri, Serta Manfaatnya
Masih banyak tempat kerja yang tidak melihat desain ruangan sebagai hal penting untuk menunjang produktivitas karyawannya. Padahal, desain ruangan yang mendukung akan meningkatkan kenyamanan karyawan dan berdampak pada produktivitas—bahkan loyalitas dari karyawan itu sendiri.
Desain ruangan yang dimaksud dapat berupa pemilihan warna cat, pengaturan furnitur (workspace), dan sebagainya. Walau terlihat sepele, desain ruangan nyatanya juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi karyawan muda zaman sekarang. Dengan desain ruangan yang ideal, suasana kerja di dalam workspace akan memberikan rasa nyaman bagi rekan-rekan kerja tersebut.
Perusahaan harus dapat memberi jaminan keamanan pada karyawannya saat bekerja di tempat kerjanya agar menciptakan lingkungan kerja kondusif. Contoh paling sederhana adalah dengan selektif dalam memberi akses kepada tamu yang datang untuk masuk ke dalam bangunan perusahaan, menyediakan tempat parkir yang aman, dan sebagainya.
Di samping itu, keamanan ini juga terkait dengan protokol kesehatan. Sampai saat ini, wabah virus corona masih belum juga terlihat adanya tanda-tanda akan membaik dalam waktu dekat. Beberapa ahli bahkan menyatakan bahwa kita dapat hidup berdampingan dengan virus ini selamanya.
Oleh sebab itu, keamanan dalam implementasi protokol kesehatan (prokes) kini menjadi indikator lingkungan kerja yang mutlak. Perusahaan yang disiplin menerapkan prokes berarti menunjukkan kepeduliannya terhadap kondisi karyawannya.
Lingkungan kerja yang bersih akan meningkatkan rasa nyaman. Untuk tetap menjaganya bersih pun, tentu saja, diperlukan kerja sama dari setiap karyawan lainnya selain tim cleaning service.
Kebersihan juga memiliki kaitan terhadap kesehatan. Makin bersih lingkungan kerja, makin kecil kemungkinan menjadi sarang penyakit.
Baca Juga : 7 Manfaat Bekerja Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sulit
Indikator lingkungan kerja non fisik lebih menitikberatkan pada hal-hal yang tidak dapat dirasakan langsung oleh panca indra. Walau begitu, indikator ini berperan tak kalah penting dalam mendukung kondusif atau tidaknya lingkungan kerja.
Sayangnya, tidak sedikit seorang karyawan yang dilimpahi tanggung jawab pekerjaan yang terlalu berat. Seakan belum cukup, banyak pula yang mendapat upah tidak sebanding dengan seluruh job description yang diberikan.
Overload yang terjadi terus-menerus akan membuat karyawan burnout dan berdampak pada perusahaan itu sendiri. Kondisi mental yang tidak optimal akan membuat produktivitas maupun kualitas pekerjaan yang dihasilkan tidak maksimal.
Seluruh anggota tim harus sepakat dengan visi dan misi yang ditetapkan atau disepakati bersama. Jika tidak, maka akan terjadi ketimpangan dan menghambat tujuan bersama yang akan dicapai.
Seperti contoh adalah di masa work from home (WFH) seperti saat ini. Banyak karyawan yang jadi memprioritaskan pekerjaannya di jam kerja karena justru sibuk melakukan hal-hal domestik atau personal. Mereka jadi slow response, alur pekerjaan tim jadi terganggu, performa tim turut menurun.
Cara ini dapat dicegah dengan penggunaan beberapa tools seperti project management. Walau begitu, kesadaran dan kedisiplinan masing-masing individu tetap menjadi faktor utama dalam hal ini.
Indikator lingkungan kerja yang baik berikutnya adalah kelancaran komunikasi antara karyawan satu dengan lainnya. Termasuk ketika ada konflik pribadi pun, komunikasi profesional tetap harus dijaga.
Hal ini juga berlaku untuk komunikasi antara karyawan dengan perusahaan secara korporasi. Untuk mengakomodasi kebutuhan komunikasi ini, salah satu caranya adalah dengan melalui forum diskusi.
Kewajiban karyawan adalah memenuhi tanggung jawab yang diberikan kepadanya sesuai kesepakatan. Namun, hal ini tidak berarti memberi apresiasi menjadi sesuatu yang tidak perlu dilakukan.
Bentuk apresiasi yang diberikan pun tidak harus berupa materi. Ucapan terima kasih untuk hal-hal sederhana saja yang diberikan atasan kepada bawahan saja menjadi dukungan moral tersendiri.
Keseimbangan antara kehidupan personal dan profesional bukan sebuah kemustahilan. Kondisi ini sangat mungkin dicapai apabila perusahaan dan karyawan sama-sama memahami dan sepakat untuk mewujudkannya.
Contoh kecilnya adalah dengan tidak ada lagi komunikasi terkait pekerjaan di luar jam kantor kecuali jika sangat mendesak. Selain itu, persetujuan cuti tanpa harus berbelit-belit menjadi wujud dukungan terciptanya work-life balance.
Itulah beberapa indikator lingkungan kerja optimal yang bisa kamu jadikan panduan saat memilih tempat kerja. Untuk mengetahui apakah kantor idamanmu memiliki kualitas tersebut atau tidak, kamu dapat melakukan berbagai cara, mulai dari mencari referensi dari orang-orang yang bekerja di sana hingga mengikuti program internship.
Namun, jangan lupa, kamu juga perlu mempersiapkan diri. Selain berharap tempat kerja idaman dapat memberikan lingkungan yang suportif, kamu juga harus dapat memberi kontribusi maksimal nantinya. Kamu bisa melakukannya dengan semakin mengasah keterampilan melalui berbagai kursus online di GreatNusa, baik , seperti kepemimpinan, maupun hardskill, seperti pemrograman.
Semoga membantu!
By greatnusa • 13 Desember 2021
Kenali apa itu multitasking dan perannya dalam dunia kerja untuk membantu kamu meningkatkan produktivitas. Simak infonya di artikel ini.
Dalam dunia kerja, kamu akan sering mendengar istilah multitasking atau multitugas. Istilah ini umumnya merujuk pada kegiatan atau metode mengerjakan berbagai pekerjaan pada saat yang bersamaan. Tetapi, tentunya istilah tersebut bukan hanya sebatas metode. Kenali apa itu multitasking lebih dalam agar kamu lebih mengerti tentang fenomena ini.
Modernitas dengan dukungan berbagai teknologi membuat setiap orang dituntut untuk dapat lebih cepat menyelesaikan segala sesuatu. Di waktu yang bersamaan pun, berbagai tugas atau pekerjaan dibebankan kepadanya. Dalam kata lain, orang dituntut untuk mampu multitugas .
Hal ini pun kerap menimbulkan pro dan kontra. Sebagian orang mengamini bulat-bulat konsep ini. Namun, sebagian lainnya justru menganggap bahwa multitasking justru membuat pekerjaan tidak efektif dan bahkan menganggapnya sebagai salah satu bentuk perbudakan.
Sebenarnya, apa itu multitugas ? Seberapa besar peranan multitasking dalam dunia kerja? Apakah seorang karyawan benar-benar perlu untuk mampu multitasking menjalani kehidupan profesionalnya?
Ramainya penggunaan istilah ini pasti membuatmu cukup paham maksud dari apa itu multitasking. Secara harfiah, multitasking adalah tugas ganda (banyak). Adapun jika disesuaikan dalam konteks lebih komprehensif, multitugas adalah keterampilan untuk mengerjakan beberapa aktivitas sekaligus dalam satu waktu bersamaan.
Seperti contoh, kamu sedang mengikuti meeting di kantor. Namun, dalam waktu yang bersamaan, kamu juga berkutat dengan ponsel untuk membalas pesan dari klien. Selain itu, contoh lainnya yang tak kalah sederhana adalah saat kamu membuka dua software sekaligus di laptop untuk pekerjaan yang berbeda. Familier dengan situasi ini, bukan?
Walau begitu, praktik multitugas sendiri tidak terbatas di lingkungan kerja. Kamu pasti pernah melakukan dua—atau bahkan lebih—aktivitas sekaligus dalam kehidupan sehari-hari. Misal, kamu menonton televisi atau YouTube sambil makan, berbicara dengan orang lewat telepon sembari memasak atau mengerjakan tugas, bahkan menyetir sambil mengoperasikan ponsel untuk memantau arah via peta digital.
Melalui berbagai sudut pandang, multitugas memiliki kelebihan dan kekurangan terhadap orang yang melakukannya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan multitasking yang paling sering menjadi perhatian.
Alasan paling umum mengapa seseorang melakukan multitugas adalah karena dapat menghemat waktu. Saat tugas di kantor sedang menumpuk misalnya, seorang karyawan akan cenderung memilih untuk makan siang di depan laptop untuk sekaligus menyelesaikan pekerjaannya. Dengan begitu, dia tidak perlu menghabiskan waktu lebih lama nantinya di kantor dan dapat pulang tepat waktu.
Di sisi lain, efisiensi karena multitasking juga dapat terjadi dari sisi biaya. Melalui kacamata perusahaan misalnya, merekrut orang yang dapat melakukan beberapa pekerjaan sekaligus tentu akan lebih hemat biaya dibandingkan merekrut dua tenaga kerja. Walau gaji yang diberikan sedikit lebih tinggi dibandingkan rate normal, totalnya tetap tidak akan sebanyak saat mereka harus memiliki dua tenaga kerja.
Salah satu keunggulan multitugas adalah membuat seseorang dapat menjaga momentum dalam menyelesaikan tugas. Seperti contoh, ketika kamu memilih untuk menghadiri rapat dan tetap berkoordinasi melalui HP dengan tim lain yang berada di luar rapat tersebut, maka kamu sedang berusaha untuk tetap segera menyelesaikan dua tugas tersebut.
Begitu selesai dari rapat, kamu pun dapat langsung meneruskan pekerjaan yang sudah dibantu dipersiapkan sebelumnya oleh tim. Dalam kata lain, ritme dan mood bekerja terus terjaga.
Hal ini juga dapat membantu meminimalkan tugas-tugas jadi terbengkalai dan justru memengaruhi performa kerja. Makin cepat satu pekerjaan terselesaikan, makin minim risiko stres di kemudian hari karena sisa-sisa tugas yang menumpuk dan menunggu dituntaskan dalam satu waktu.
Pada dasarnya, otak tidak didesain untuk menangani pekerjaan yang terlalu banyak pada saat bersamaan—terutama untuk jenis aktivitas yang jauh berbeda. Multitasking akan membuat otak menjadi sulit menyimpan informasi mengenai aktivitas tersebut di dalam memori.
Maka dari itu, multitasking dapat membuat seseorang memiliki daya ingat yang lemah. Sebuah studi di University of London bahkan menemukan bahwa mereka yang terbiasa melakukan multitasking mengalami penurunan IQ dibandingkan orang yang tidak tidur cukup di malam hari.
Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, multitasking juga dapat menurunkan kreativitas seseorang. Pasalnya, otak bekerja lebih berat sehingga kapasitas otak jadi sudah keburu penuh untuk dapat berpikir kreatif.
Kondisi ini tentu akan berdampak buruk terutama bagi seseorang yang dalam kesehariannya membutuhkan kemampuan berpikir kreatif maupun berimajinasi. Kalau tak segera diperbaiki, bukan tidak mungkin performansinya di tempat kerja akan merosot.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa multitasking yang dilakukan secara terus-menerus akan membuat seseorang lebih sering stres dan merasa cemas bahkan mengalami migrain. Alasannya adalah karena otak menjadi kurang istirahat.
Kalau kondisi ini dibiarkan terus-menerus, maka ada lebih banyak risiko kesehatan lainnya yang akan terdampak. Stres berkepanjangan akan membuat imun menurun sehingga penyakit lebih mudah untuk menyerang.
Jadi, seberapa besar peranan multitasking dalam dunia kerja?
Perlu diketahui, multitasking adalah keterampilan yang tidak dimiliki oleh setiap orang. Berita baiknya, seseorang dapat melatih dirinya agar menguasai keterampilan yang satu ini. Meski demikian, hal ini tidak berarti bahwa setiap pekerjaan maupun perusahaan mewajibkan karyawannya untuk mahir multitasking.
Seperti yang disampaikan sebelumnya, multitasking dapat membantumu menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat dan bahkan meningkatkan produktivitas. Selayaknya bekerja di suatu tempat, makin cepat dan produktif seseorang menyelesaikan pekerjaannya dengan kualitas yang bagus, makin baik pula penilaian kerja terhadapnya.
Namun, apabila kamu tidak terbiasa dengan pekerjaan multitasking, maka kamu harus memiliki kemampuan manajemen waktu dan disiplin yang baik. Hal ini akan membantumu tetap dapat menyelesaikan pekerjaan walaupun melakukannya satu per satu.
Selain itu, kamu juga dapat mengetahui lebih awal apakah sebuah pekerjaan membutuhkan kemampuan multitasking atau tidak. Tiap pekerjaan pasti memiliki tanggung jawab atau job desc tertentu sehingga kamu dapat memperkirakan workload hingga risiko stres yang akan dialami. Jika job desc tersebut tidak cocok denganmu, maka jangan memaksakan diri untuk tetap mengambilnya.
Sebagai contoh, beberapa jenis pekerjaan yang secara jelas membutuhkan kemampuan multitasking adalah perawat, staf administrasi, customer service, dan event planner atau event organizer.
Satu hal penting yang perlu diingat adalah orang-orang yang dapat melakukan multitasking juga dapat mengalami stres dan membutuhkan istirahat. Biar bagaimanapun, otak memang tidak dirancang untuk bekerja dengan intensitas tinggi secara terus-menerus.
Mulailah dengan mengenali diri sendiri. Hindari memaksa diri untuk pekerjaan yang sedari awal tidak cocok dengan karakter atau kondisimu. Tidak ada salahnya untuk mencoba, tetapi kamu harus bisa beradaptasi dan memahami batasan diri.
Komunikasikan pula dengan atasan saat kamu mulai merasa bahwa beban pekerjaan terlalu berat dan sulit untuk mengikuti ritmenya. Jika kamu merasa sulit untuk berkomunikasi secara langsung, tak ada salahnya untuk berkomunikasi melalui e-mail atau media komunikasi serupa lainnya. Tentunya, kamu perlu menggunakan bahasa yang tetap profesional.
GreatNusa menyediakan kelas online untuk membantumu berkomunikasi secara profesional melalui program Business Communication. Kursus ini menawarkan keterampilan dasar yang menjadi modal penting dalam dunia kerja. Selain itu, kamu juga bisa meningkatkan skill lain, baik softskill maupun hardskill, di GreatNusa melalui berbagai program yang tersedia.
By greatnusa • 29 Maret 2023
Lingkungan kerja toxic tidak hanya akan membuat sulit bekerja tetapi juga bisa membayahakan kesehatan. Simak ciri-cirinya di artikel ini.
Beberapa waktu terakhir, istilah toxic menjadi begitu populer digunakan. Kata ini dipakai untuk merepresentasikan keadaan atau lingkungan yang tidak sehat dan cenderung berdampak pada kesehatan mental seseorang. Kondisi toxic pun dapat terjadi di mana saja—tak terkecuali di tempat kerja. Karyawan yang bekerja di lingkungan kerja toxic sangat berpotensi mengalami penurunan produktivitas dan gairah bekerja, burnout, hingga gangguan kesehatan baik psikis maupun fisik.
Lalu, apa saja tanda-tanda lingkungan kerja toxic? Berikut adalah penjelasannya.
Ada banyak indikator lingkungan kerja yang dapat kamu gunakan untuk mengukur apakah suatu lingkungan kerja itu sehat atau tidak. Berikut adalah beberapa di antaranya.
Ini adalah salah satu indikator lingkungan kerja tidak sehat yang paling mudah diamati. Karyawan yang mempunyai beban kerja tidak realistis umumnya akan sering mengalami overload tugas. Tak jarang, untuk menyelesaikannya, dia harus lembur hingga melewatkan waktu-waktu yang penting untuknya seperti jam makan, istirahat, dan sebagainya.
Beban kerja yang tidak realistis juga akan memforsir tubuh serta pikiran karyawan. Kalau sudah begitu, tak perlu heran jika si karyawan sering mengalami berbagai gangguan kesehatan dan menjadi kerap lupa (ingatan melemah).
Bagaimanapun, semua ada takarannya. Kalau kamu mengalami situasi ini, pertimbangkan kembali apakah ‘pengorbanan’-mu setara dengan risiko maupun hasil yang diterima—terutama saat upah yang diterima ternyata tidak sebanding. Bicarakan dengan atasan secara terus terang kondisi yang kamu rasakan. Apabila tak ada respons positif, maka kamu sebaiknya mulai mencari opsi pekerjaan lain yang lebih manusiawi.
Birokrasi berbelit menjadi salah satu penyebab mengapa sebuah perusahaan sulit berkembang—termasuk pula di dalamnya adalah karyawan yang sulit mengembangkan potensi maksimal dirinya. Gaya bekerja semacam ini masih sangat banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan lama atau besar.
Birokrasi yang berbelit-belit kerap membuat karyawannya pun sulit melakukan inovasi. Situasi ini sangat berpotensi menyebabkan karyawan merasa stres, tidak nyaman, dan sulit mencapai aktualisasi diri yang diharapkan melalui pekerjaannya.
Baca Juga: Apa itu Quarter Life Crisis dan Cara Menghadapinya
Apresiasi membuat seseorang merasa lebih dihargai dan didukung. Dalam lingkungan kerja, apresiasi akan mendorong seseorang untuk memenuhi tanggung jawab dengan lebih optimal. Ujung-ujungnya, tentu saja, pekerjaan yang diselesaikan dengan baik akan membantu perusahaan mencapai tujuannya.
Apresiasi yang dimaksud pun tidak selalu berkaitan dengan materi. Seorang atasan yang mengucapkan terima kasih kepada timnya di penghujung hari atas kinerja anggotanya misalnya, adalah sebuah bentuk apresiasi sederhana yang memberi pengaruh cukup besar.
Sebaliknya, tempat kerja yang mengabaikan pentingnya apresiasi kepada karyawannya adalah lingkungan kerja toxic. Terlebih lagi jika orang-orang di dalamnya suka mencela dan mengabaikan keberhasilan atau kebaikan seorang karyawan. Kondisi ini akan membuat karyawan menjadi tidak nyaman dan bahkan terganggu psikisnya.
Tiap perusahaan mempunyai nilai-nilai tersendiri yang menjadi acuan mereka dalam bertindak dan mencapai tujuan bersama. Sayangnya, dalam banyak kasus, keberadaan nilai-nilai tersebut hanyalah sebagai formalitas dan pelengkap visi misi perusahaan saja. Bahkan tak jarang, karyawan senior hingga pucuk pimpinan pun mengabaikan nilai-nilai perusahaan dalam bertindak.
Ada banyak kejadian yang dapat dijadikan contoh hal ini seperti sebuah perusahaan yang menerapkan nilai ‘jujur’. Nilai tersebut diciptakan untuk membiasakan setiap karyawan—bahkan stakeholders lain yang terlibat—untuk senantiasa bersikap jujur. Namun, nyatanya masih banyak saja karyawan yang memanipulasi data seperti presensi, keuangan, bahkan memalsukan tanda tangan atasan untuk berbagai kepentingan.
Baca Juga: Apa Itu Multitasking? Seberapa Besar Peranannya dalam Dunia Kerja?
Korporasi besar yang terlihat begitu stabil dan raksasa sekalipun tidak selalu bebas dari situasi ini. Aturan yang berubah-ubah pun kerap menjadi pemantik keributan di kantor.
Misal, kamu telah berhasil mencapai target penjualan dan berhak mendapat insentif sebagaimana yang dijanjikan—bahkan terlampir dalam dokumen resmi. Insentif tersebut seharusnya dibayarkan pada H+1 bulan setelah periode penjualan. Namun, yang terjadi justru jauh dari hal tersebut—insentif baru cair di H+3 bulan tanpa ada kejelasan dari pihak yang bersangkutan.
Contoh lain aturan yang tidak konsisten adalah mengenai promosi. Sesuai kesepakatan, kamu berhak mendapat promosi setelah bekerja selama setidaknya satu tahun dengan standar prestasi tertentu (misal memenuhi target kerja, aktif di berbagai kegiatan perusahaan, dan sebagainya). Namun, setelah memenuhi seluruh kriteria tersebut, kamu ternyata tetap ditahan di posisi saat ini karena alasan karena alasan yang berbelit-belit.
Ciri lingkungan kerja toxic lainnya adalah rekan kerja yang gemar membicarakan situasi terutama keburukan orang lain—baik sesama rekan kerja, atasan, atau bahkan orang tak dikenal di media sosial sekalipun. Lebih jauh lagi, mereka juga cenderung merendahkan bahkan membuat rumor tanpa merasa bersalah.
Selain itu, orang-orang seperti ini juga kerap menyerang personal rekan kerja lainnya. Alih-alih berfokus pada urusan profesional, mereka kerap ikut campur dan bahkan mengungkit-ungkit kehidupan personal orang lain di tempat kerja.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja yang Optimal
Ada banyak jenis pelecehan yang terjadi, termasuk di tempat kerja. Contoh, seorang karyawan tanpa sadar memandang sebelah mata atau membawa-bawa masalah gender atau fisik kepada rekan kerjanya, seperti, “Wah, pantas saja kamu bisa dapat cepat dapat klien. Cantik, sih.”
Hal tersebut bukanlah pujian. Tak sedikit orang yang menerima ucapan tersebut justru merasa keberatan. Sebab seolah-olah, hanya kondisi fisik mereka yang dinilai alih-alih perjuangan keras maupun kepiawaian dan profesionalisme mereka dalam mencapai target.
Selain itu, masih ada banyak bentuk pelecehan lainnya. Atasan atau karyawan senior yang menegur keras atau bahkan marah kepada seorang karyawan di depan rekan kerja lainnya pun merupakan contoh pelecehan.
Seorang karyawan juga mempunyai kehidupan di luar pekerjaan dan kantor. Mereka memiliki keluarga, hobi, atau bahkan tanggung jawab lain yang memerlukan atensi mereka. Oleh sebab itu, akhir pekan maupun waktu di luar jam operasional kantor menjadi waktu yang sebaiknya tidak lagi dibebani oleh pekerjaan.
Sayangnya, lingkungan kerja toxic kerap melanggar batasan ini. Mengirim pesan bahkan meneror lewat telepon di luar jam kantor—terutama untuk sesuatu yang tidak mendesak—dipaksakan menjadi sebuah kenormalan. Kalau seperti ini, sangat sulit, bukan, untuk mencapai work-life balance?
Lingkungan kerja toxic ada di mana-mana. Oleh sebab itu, kamu harus cermat mengenali mana lingkungan yang sehat untuk menjadi tempatmu mencari nafkah, mewujudkan aktualisasi diri, beribadah, maupun alasan lain yang mendorongmu untuk bekerja.
Pun kamu tak perlu takut untuk memulai kembali. Jika lingkungan kerja yang saat ini toxic dan kamu ingin mencari kesempatan lebih baik di luar, mulailah mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih bersahabat. Kamu dapat mengikuti berbagai kursus online untuk mengembangkan keterampilan yang dimiliki sehingga semakin meningkatkan ‘nilai jual’-mu.
GreatNusa menyediakan berbagai kursus online untuk menunjang kariermu. Mulai dari softskill seperti kemampuan berbahasa asing hingga hardskill seperti bahasa pemrograman, statistik, manajemen proyek, dan sebagainya, kamu bisa memilih kelas sesuai passion atau kebutuhan profesionalisme.