Menampilkan 13 - 18 dari 438 Artikel
By greatnusa • 14 Maret 2022
Pahami pentingnya personal branding dalam karir dan kehidupan, seperti memperluas peluang karir dan koneksi. Temukan informasinya di artikel ini.
Personal branding menjadi topik yang makin sering dibahas selama beberapa tahun ini—terutama seiring dengan meningkatnya pengguna media sosial oleh kelompok usia produktif. Namun sebenarnya, apa pentingnya personal branding bagi seseorang dalam kehidupannya?
Dalam hidup ini, kamu ingin dikenal sebagai apa?
Jawaban setiap orang untuk pertanyaan ini tentu berbeda-beda. Ada yang ingin dikenal sebagai aktivis yang memperjuangkan hak-hak buruh, ada yang ingin dikenal sebagai seorang mahasiswa teladan yang berprestasi, ada yang ingin dikenal sebagai social media influencer, ada yang ingin dikenal sebagai seorang bankir andal, dan masih banyak lainnya.
Peran yang diambil pun boleh lebih dari satu. Seperti misal, kamu ingin dikenal sebagai seorang ibu dan istri yang juga tetap dapat berkarir cemerlang di sebuah perusahaan ternama.
Untuk mewujudkan citra tersebut di mata orang lain—untuk membuat orang memiliki pandangan yang sama bahwa kamu merupakan seorang wanita karir berprestasi yang tetap dapat berperan sebagai seorang ibu dan istri—kamu pun harus benar-benar mewujudkannya di dunia nyata. Personal branding tidak cukup hanya dengan kamu memberi label terhadap diri sendiri dan memaksa orang lain untuk setuju dengan label tersebut.
Jika disimpulkan dalam bahasa yang sederhana, maka personal branding adalah teknik mempromosikan diri sesuai dengan citra tertentu yang ingin ditampilkan. Adapun citra yang ingin ditampilkan haruslah benar-benar diimplementasikan dalam dunia nyata alih-alih hanya sekadar omongan.
Namun apabila personal branding dimaksudkan untuk sengaja menampilkan citra tertentu, apa itu personal branding sama dengan pencitraan yang cenderung berkonotasi negatif?
Jika mengacu pada konsep pencitraan yang diamini oleh mayoritas masyarakat adalah sebagai tindakan bersifat manipulatif, maka personal branding dan pencitraan merupakan dua hal berbeda.
Personal branding adalah tindakan untuk menampilkan citra diri yang memang berasal dari dalam dirinya sendiri tanpa adanya unsur memanipulasi dan dilakukan secara konsisten dengan jangka waktu panjang.
Sementara itu, pencitraan adalah tindakan untuk menampilkan citra diri yang sengaja dibuat sesuai dengan keinginan atau standar dari audiens tertentu (termasuk mengubah karakter asli) agar dapat diterima dan relatif hanya untuk kepentingan jangka lebih pendek.
Selain itu, seringnya, personal branding juga tidak benar-benar dilakukan dengan sengaja. Seseorang memiliki personal branding tertentu atas kebiasaannya yang selama ini dilakukannya dengan konsisten sehingga orang pun memberi penilaian tersebut kepada dirinya. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan Jeff Bezos:
“Your brand is what people say about you when you’re not in the room.”
Baca juga: 7 Cara Membangun Personal Branding dengan Tepat
Masih banyak orang yang menganggap bahwa personal branding penting untuk mereka yang mengejar karir. Padahal sebenarnya, manfaat personal branding juga akan berdampak dalam kehidupan sehari-hari.
Tentunya, personal branding yang dimaksud adalah personal branding yang bagus. Seseorang bisa saja memiliki personal branding yang buruk, tetapi hal tersebut tidak akan memberi keuntungan apapun bagi dirinya.
Seperti contoh yang sering terjadi di dunia kerja, seorang rekan kerja A adalah karyawan yang ramah, solutif, mampu menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dengan cepat dan tepat, dan cenderung selalu menghindar saat rekan kerja lainnya membicarakan keburukan maupun rumor mengenai karyawan lainnya.
Sementara itu, B adalah karyawan yang sulit menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu dan dengan tepat, suka berkomentar tanpa memberi solusi, dan gemar menyebarkan rumor tentang karyawan lainnya. Tentunya, orang akan lebih menyukai dan merasa nyaman bekerja sama dengan A dibandingkan B.
Ilustrasi di atas tentu cukup jelas menggambarkan bagaimana manfaat personal branding dalam lingkungan sosial. Adapun dalam hal yang luas, berikut adalah beberapa alasan mengapa memiliki personal branding menjadi sesuatu yang penting bagi setiap individu.
Personal branding yang bagus dan kuat akan memudahkan kamu dalam memperluas relasi. Relasi, tentunya, menjadi salah satu pintu utama untuk membuka berbagai kesuksesan.
Profil seseorang yang kuat memungkinkan kamu mendapat lebih banyak eksposur. Eksposur ini memungkinkan kamu dikenal lebih banyak orang, sehingga kesempatan untuk memperluas relasi jadi lebih besar.
Persaingan di dunia kerja di zaman sekarang sangatlah ketat. Faktanya, jumlah kompetitor yang mengincar hal serupa denganmu sangatlah banyak.
Faktor utamanya adalah bonus demografi yang membuat Indonesia memiliki penduduk dalam kategori usia produktif hingga dua dekade ke depan sangatlah banyak. Selain itu, jika kamu bermaksud untuk menjalani karir di bidang atau perusahaan tertentu yang membuka kesempatan untuk masyarakat dari seluruh berbagai dunia untuk berpartisipasi, maka persaingan jadi jauh makin kompetitif.
Oleh sebab itu, memiliki personal branding akan menjadi senjata tersendiri dalam meraih kesuksesan ini. Personal branding akan membuat HRD atau calon klien menyadari sosok kamu di antara sekian banyak saingan lainnya. Profil kamu yang menonjol pun menjadi modal awal yang mempermudah proses selanjutnya.
Mendapat tawaran kerja tanpa kamu yang harus melamar mungkin masih terkesan mustahil. Namun jika kamu mempunyai personal branding yang bagus dan kuat, hal ini sama sekali jauh dari kata mustahil.
Tak perlu menjadi selebriti atau orang dengan nama sebesar CEO perusahaan untuk mendapat kesempatan ini. Faktanya, ada sangat banyak orang-orang ‘biasa’ di Linkedin yang berhasil memperoleh tawaran karir bagus dari perusahaan lain (di luar tempatnya bekerja saat ini).
Hal serupa nyatanya juga terjadi di media sosial. Influencer di Instagram misalnya, banyak yang memperoleh tawaran bekerja sama tanpa harus dari pihaknya sendiri yang melakukan pendekatan ke berbagai brand tersebut. Pihak brand yang mengajak kerja sama itu pun, pastinya, memilih influencer tersebut karena branding influencer yang sesuai standarnya.
Personal branding akan meningkatkan kredibilitas diri. kamu pun akan memperoleh apresiasi dan pengakuan di bidang keahlian atau keterampilan yang dimiliki.
Walau begitu, kredibilitas ini haruslah terjaga dengan baik. Saat kamu memperoleh benefit berupa peningkatan kredibilitas, kamu harus mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan personal branding yang dimiliki.
Pasalnya, tak sedikit orang yang telah memperoleh kredibilitas dari personal branding-nya justru berujung dianggap sebatas pencitraan. Kalau sudah begitu, maka sulit untuk memperbaiki branding yang telah dibangun dan kembali memperoleh berbagai keuntungan yang selama ini telah diperoleh.
Membangun citra yang baik mungkin terdengar sulit. Tetapi, dengan memecah langkah besar menjadi langkah-langkah kecil, siapapun dapat membangun personal brand mereka sendiri. Berikut adalah beberapa cara membangun personal branding yang dapat kamu jadikan panduan.
Menentukan tujuan adalah langkah krusial dalam membangun personal branding yang kuat. Seperti apa diri kamu ingin dikenal? Sebagai apa diri kamu ingin dikenal? Kepribadian seperti apa yang kamu ingin tampilkan? Dalam lingkungan apa kamu ingin dikenal; dunia profesional atau lingkungan sehari-hari?
Pertanyaan-pertanyaan demikian haruslah dapat kamu jawab jika kamu ingin membangun personal branding yang solid. Dengan mengetahui detil tentang bagaimana kamu ingin membangun citra, kamu akan dapat lebih baik menentukan keputusan yang akan diambil ke depannya.
Setelah kamu selesai menentukan tujuan, sekarang saatnya kamu melihat ke dalam dirimu sendiri; kepribadian seperti apa dan kemampuan apa saja yang kamu miliki?
Dengan mencocokkan kemampuan dan kepribadian kamu sekarang dengan tujuan akhirmu, kamu dapat melihat hal-hal apa saja yang harus kamu lakukan untuk membangun citra yang kamu inginkan.
Temukan kelebihan yang dapat kamu tonjolkan untuk membantu kamu membangun personal branding yang kamu inginkan. Tetapi, jangan hanya fokus pada kelebihan. Untuk membangun citra yang kuat, kamu harus terus mengasah diri agar kamu dapat beradaptasi dengan baik dalam berbagai kondisi dan bersiap menyambut peluang yang ada.
Baca Juga: Rekomendasi 8 Buku Personal Branding Untuk Tingkatkan Image Kamu
Salah satu tujuan utama dari membangun personal branding adalah untuk membangun koneksi. Untuk dapat membangun koneksi yang kuat, kepercayaan adalah hal yang wajib kamu dapatkan.
Kepercayaan di sini dapat bersifat teknis, dalam arti kamu benar-benar mengetahui apa yang kamu bicarakan. Misalnya, jika kamu ingin menjadi seorang yang dipandang dalam bidang teknologi, maka kamu harus benar-benar membuat orang percaya bahwa kamu adalah seorang ahli di bidangmu.
Selain sisi teknis, ada juga sisi non-teknis, misalnya kepribadian. Dalam proses memperluas koneksi, kamu akan menemukan banyak orang dengan berbagai latar belakang dan sikap. Di sinilah aspek kepribadianmu akan diuji; apakah kamu dapat beradaptasi dengan lingkungan baru? Apakah kemampuan komunikasimu cukup hebat?
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Interpersonal Skill Dalam Organisasi
Itulah dia beberapa alasan tentang pentingnya personal branding dan bagaimana cara untuk membangunnya. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan personal branding. Salah satunya adalah mengasah atau bahkan meningkatkan skill yang kamu inginkan atau miliki melalui kursus online yang dapat kamu akses melalui portal pembelajaran seperti GreatNusa.
GreatNusa menyediakan berbagai course untuk membantu kamu membangun dan memperkuat personal branding, baik dari sisi hardskill seperti keterampilan dalam teknologi, keterampilan dalam berkomunikasi.
Itulah beberapa pentingnya personal branding bagi setiap individu. Tak cuma untuk kehidupan sosial, personal branding juga menjadi kunci penting untuk meraih sukses dalam kehidupan profesional.
By greatnusa • 21 September 2021
Kerja sama tim itu memiliki banyak manfaat. Yuk, ketahui 10 alasan pentingnya team work yang bisa membuat beban kerja kamu jadi lebih ringan.
Sebuah tim tidak akan bekerja maksimal tanpa disertai team work atau kerja sama. Kerja sama yang baik antara masing-masing anggota tim, dapat mendorong perusahaan untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam menghasilkan produk. Oleh karena itu, banyak perusahaan menyadari pentingnya team work bagi para karyawannya.
Kamu akan merasakan 10 alasan pentingnya team work dalam proses pengerjaan tugas. Berikut adalah beberapa alasannya.
Alasan pertama pentingnya team work adalah manfaat berupa kemudahan memperoleh ide baru. Kehadiran ide baru dalam sebuah bisnis sangat penting, terutama kalau kamu ingin tetap bersaing ketat dengan para kompetitor. Di waktu yang sama, kehadiran team work yang baik juga sangat membantu kamu dalam mencari solusi untuk sebuah permasalahan.
Saat bekerja sendiri, kamu memiliki kecenderungan untuk melihat sebuah permasalahan hanya dalam satu sudut pandang. Alhasil, solusi yang bisa kamu pikirkan terbatas. Situasinya berbeda ketika kamu bekerja dengan baik dalam sebuah tim. Setiap anggota bisa memikirkan solusi dari sudut pandangnya masing-masing.
Dengan adanya berbagai solusi dari sudut pandang banyak orang, kamu akan memiliki perspektif berbeda dalam memandang masalah. Selanjutnya, kamu bisa memilih ide yang bisa benar-benar menyelesaikan permasalahan.
Seorang pemimpin yang baik akan memahami pentingnya teamwork. Kerja sama yang baik akan mampu meningkatkan efisiensi kinerja karyawan. Saat bekerja sendiri, seseorang bisa saja merasa kewalahan oleh beban kerja mereka sehari-hari. Hal ini tentu dapat diatasi apabila terdapat beberapa rekan kerja yang bekerja sama membantu menyelesaikan tugas tersebut.
Masing-masing anggota tim bisa membagi perannya dalam proses penyelesaian tugas. Adanya pembagian peran membuat beban pekerjaan dari setiap karyawan jadi lebih ringan. Dengan begitu, tim tidak hanya bisa menyelesaikan tanggung jawabnya dengan lebih cepat. Hasil pengerjaan pun bakal jauh lebih baik dibandingkan ketika dikerjakan sendiri.
Setiap anggota tim punya peran tersendiri dalam memberikan kontribusinya kepada tim. Mereka bisa melakukannya berdasarkan keahlian masing-masing. Oleh karena itu, pembagian tugas dalam tim dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan setiap anggota.
Cara kerja seperti ini tak hanya mendorong efisiensi dan efektivitas kerja para karyawan. Di waktu bersamaan, kamu akan memperoleh manfaat pada kualitas hasil kerja. Alasannya, karena setiap tugas dikerjakan oleh karyawan yang memiliki keahlian di bidangnya.
Team work dapat pula memberi manfaat dalam membangun moral anggota tim. Adanya kerja sama, membuat setiap orang memiliki kontribusi nyata dalam sebuah pencapaian. Kontribusi itu selanjutnya menimbulkan rasa percaya diri dalam setiap anggota tim.
Baca Juga: 11 Kata Kata Motivasi Kerja Karyawan yang Inspiratif
Mereka memiliki kepercayaan diri kalau masing-masing orang punya keahlian yang dibutuhkan oleh tim. Kolaborasi dengan anggota tim lain akan memunculkan sense of belonging pada diri mereka masing-masing. Selanjutnya, mereka akan mempunyai loyalitas dan komitmen dalam mencapai tujuan bersama.
Kehadiran team work yang baik dapat pula membantu kamu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan. kamu bisa melakukan brainstorming kepada seluruh anggota tim dan mendorong mereka untuk bertukar ide satu sama lain. Dengan begitu, setiap orang bisa memperlihatkan kontribusi dan sekaligus mengetahui pola pikir rekan kerjanya.
Saat melakukan brainstorming, kamu akan memperoleh banyak masukan dari setiap orang dalam tim. Masing-masing masukan merupakan solusi yang mereka anggap cocok berdasarkan perspektif setiap orang. Selanjutnya, pemimpin dapat menentukan solusi yang memang benar-benar efektif dalam menyelesaikan masalah. Kalau perlu, pemimpin bisa pula menggabungkan beberapa ide menjadi sebuah solusi baru.
Faktor team cohesion menjadi alasan pentingnya team work yang penting untuk kamu perhatikan. Keberadaan team cohesion yang baik, membuat masing-masing anggota tim memiliki pola pikir yang sama dalam upaya memajukan bisnis. Adanya perasaan yang menyatu dari setiap anggota tim, membuat mereka bisa menyelesaikan berbagai jenis proyek bisnis dengan lebih mudah.
Tidak hanya itu, adanya team cohesion mendorong setiap anggota tim mengenal rekannya dengan lebih baik dan mendalam. Mereka jadi lebih tahu kelebihan dan kekurangan dari masing-masing anggota tim. Selanjutnya, mereka dapat melakukan kolaborasi dengan menutupi setiap kekurangan. Di waktu yang sama, mereka juga mempunyai hubungan yang baik, dalam lingkup personal ataupun profesional.
Baca juga: 7 Ciri-Ciri Profesionalisme yang Harus kamu Miliki
Manfaat pentingnya team work selanjutnya adalah sebagai upaya mempercepat terjadinya inovasi. Hal ini bisa terjadi karena kerja sama tim merupakan aktivitas yang mendorong para karyawan untuk berani mengambil risiko. Apalagi, dampak negatif yang diterima karyawan saat bekerja dalam tim relatif lebih kecil dibandingkan saat berinovasi sendiri.
Tim yang baik akan berupaya untuk mendorong setiap anggotanya dalam melakukan inovasi. Dorongan itu mereka lakukan sebagai wujud rasa percaya dari pemimpin kepada anggota tim. Karena memperoleh kepercayaan, tidak heran kalau mereka memiliki keberanian dalam mencoba hal-hal baru dan melahirkan inovasi.
Alasan pentingnya team work selanjutnya berupa adanya lingkungan yang suportif. Kerja sama tim menimbulkan adanya apresiasi atas kinerja atau pencapaian dari masing-masing anggota. Adanya apresiasi atas kinerja seseorang membuat karyawan memiliki motivasi bekerja lebih baik.
Baca Juga: 11 Indikator Lingkungan Kerja yang Optimal
Apresiasi terhadap kinerja seseorang menjadi bukti adanya hubungan personal yang baik dalam sebuah tim. Selanjutnya, masing-masing orang akan merasa kalau dirinya memiliki peran penting dan berpengaruh nyata pada keseluruhan performa tim. Hal ini akan membuat mereka bekerja giat untuk meraih pencapaian lebih besar.
Team work merupakan kesempatan besar bagi kamu untuk mengembangkan kemampuan pribadi. Seperti yang telah disebutkan, kerja sama mendorong setiap anggotanya untuk bersikap lebih percaya diri dan berani mengambil risiko. Pada kesempatan yang sama, tidak heran kalau kamu akan dituntut untuk meningkatkan kemampuan pribadi.
Tidak hanya itu, kolaborasi dalam tim sebagai upaya untuk pengembangan diri bisa pula kamu dapatkan dari sesama anggota tim. Dalam sebuah tim, kamu akan menemukan berbagai jenis anggota dengan keahliannya tersendiri. Kamu punya kesempatan untuk belajar secara langsung dari mereka.
Pentingnya team work yang terakhir adalah menurunkan risiko stres. Tumpukan pekerjaan yang seolah-olah tidak pernah habis akan membuat seseorang cepat stres. Namun, situasinya bakal berbeda kalau kamu melaksanakannya secara bersama-sama dalam tim.
Baca Juga: 8 Cara Hilangkan Migraine Akibat Stres yang Efektif
Tugas yang dikerjakan bersama oleh setiap anggota tim membuat tanggung jawab dari masing-masing personal jadi lebih ringan. Oleh karena itu, kamu tidak akan memiliki beban pikiran yang banyak. Bahkan, hal ini akan membuat kamu bekerja lebih produktif.
Setelah mengetahui betapa pentingnya kerja sama, kamu tentunya akan sangat ingin mulai membangun hal yang sama di tim kamu. Tapi, bagaimana cara melakukannya?
Berikut adalah beberapa cara untuk membangun kerja sama yang dapat kamu jadikan panduan.
Tujuan utama dari bekerja sama adalah untuk mencapai tujuan dengan efektif. Jika perusahaan kamu masih belum memiliki visi misi yang jelas, maka segala bentuk kerjasama apapun tidak akan efektif karena tidak memiliki tujuan.
Tidak hanya itu, tanpa arah yang jelas, karyawan bisa saja merasa antipati terhadap kinerja perusahaan. Pada akhirnya, hal ini malah akan membuat mereka enggan berpartisipasi yang berujung pada rusaknya kerjasama yang sedang kamu bangun.
Selain visi misi, kamu juga harus merumuskan aturan serta sistem kerja yang jelas. Aturan dan sistem adalah hal yang penting sebagai panduan para anggota tim. Dengan aturan dan sistem yang jelas, karyawan akan tahu mana porsi kerjaan mereka dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Bekerja sama adalah tentang saling mengisi kekurangan dan membantu dengan kelebihan masing-masing. Dengan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan tiap anggota tim, kamu akan dapat menempatkan orang-orang yang tepat di tempat yang tepat.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memimpin dengan contoh. Setelah kamu membuat aturan dan sistem, kamu harus menunjukkan bahwa dirimu bisa mematuhinya. Hal ini tentunya akan berdampak positif pada karyawan lainnya karena mereka tahu bahwa aturan dan sistem yang kamu buat bukan hanya hiasan semata.
Baca Juga: 9 Tipe Kepemimpinan Dalam Dunia Profesional
Dengan mengetahui hal tersebut, mereka tentu akan merasa aman dan nyaman dalam bekerja karena mereka tahu aturan dan sistem yang ada tidak akan dilanggar.
Bagian penting dalam bekerja sama adalah partisipasi karyawan atau anggota tim. Tanpa partisipasi mereka, sebuah kerjasama tidak akan pernah bisa kamu bangun dalam perusahaan.
Salah satu cara untuk mendorong karyawan berpartisipasi adalah dengan memberikan kebebasan berpendapat. Dengan begitu, mereka akan merasa kalau mereka memiliki bagian dari proses yang sedang kamu bangun dan meningkatkan tingkat partisipasi mereka.
Nah, itulah 10 manfaat pentingnya team work yang perlu kamu ketahui. Semua manfaat itu bisa kamu peroleh ketika mengetahui cara yang efektif dalam bekerja sama dalam sebuah tim. Untuk hal yang satu ini, GreatNusa punya solusinya.
Di GreatNusa, kamu bisa memperoleh berbagai jenis webinar dan course sebagai sarana peningkatan kemampuan pribadi. Dengan bekal kemampuan tersebut, kamu akan bisa lebih mudah memberikan kontribusi nyata saat bekerja dalam tim.
Yuk, segera daftar di GreatNusa!
By greatnusa • 23 Maret 2022
Kenali perbedaan bos dan leader, seperti memerintah atau motivasi, wewenang atau pengaruh, hingga orientasinya. Temukan penjelasannya di artikel ini.
Dalam dunia kerja, kamu umumnya akan menemukan dua jenis atasan yang memiliki karakter yang sangat berbeda; bos dan leader. Bagi orang awam, keduanya mungkin memiliki makna yang kurang lebih sama. Padahal ada beberapa perbedaan bos dan leader yang signifikan yang harus kamu pahami.
Seorang bos belum tentu bisa jadi leader yang baik. Lho kok? Ya, meski sekilas kedua sebutan itu kerap saling menggantikan satu sama lain, bos dan leader bukan sekadar panggilan untuk atasan saja. Perbedaan bos dan leader bakal terasa begitu kamu berkecimpung dalam suatu organisasi perusahaan.
Sebutan bos merujuk pada orang berjabatan hierarkis dalam suatu organisasi. Jabatan itu membuatnya mempunyai kekuasaan untuk memerintah dan mengatur anak buah mereka. Dengan kata lain, bos berperan sebagai atasan berwenang yang bertugas mengawasi dan mengendalikan para bawahan supaya mereka bekerja sesuai standar yang ditentukan.
Sementara, leader mengacu pada suatu atribut individu sehingga tidak selalu berkaitan dengan posisi struktural pada sebuah organisasi. Namun, peran leader berpengaruh pada anggota tim serta organisasi. Seorang leader dapat muncul dari setiap bagian organisasi, terlepas jabatan yang disandangnya, untuk menginspirasi orang bersama-sama melakukan suatu aksi.
Lebih lanjut, mari kita simak dahulu apa saja perbedaan bos dan leader seperti dijelaskan di bawah ini.
Atasanmu hobi memerintah dan menyuruh anak buahnya untuk menyelesaikan semua jenis pekerjaan, dari tugas besar hingga tugas-tugas kecil? Belum lagi jika ia tidak pernah sama sekali terlibat dalam pekerjaan itu. Ia merasa sudah cukup dengan mendelegasikan tugas dan mengawasi kinerja kamu. Jika ya, seorang bos cenderung berlaku demikian.
Berlawanan dengan sikap tersebut, pemimpin akan bekerja dengan memotivasi anggota timnya. Ia mau turun langsung menangani berbagai pekerjaan bersama. Jika ada pendelegasian tugas, ia tak segan memberi contoh lebih dahulu supaya kamu dapat mengerjakannya dengan baik. Dengan kata lain, ia tampil di depan dan berperan sebagai contoh untuk anggota timnya.
Baca juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi yang Perlu Diketahui
Perbedaan dalam memandang pekerjaan adalah salah satu perbedaan utama antara bos dan leader. Boss adalah atasan yang cenderung memandang hasil sementara leader adalah atasan yang lebih fokus pada proses.
Bagi seorang bos, tidak ada yang lebih penting daripada hasil. Segala sesuatu harus bisa diukur dengan angka, termasuk produktivitas dan kinerja bawahannya. Selain itu, bos juga tidak segan-segan menyalahkan orang lain ketika Ia tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Ketika hasil yang diharapkan muncul pun, Ia juga terkadang mengambil hasilnya sebagai pencapaian dirinya seorang.
Dari sudut pandang bos, mereka yang sukses adalah mereka yang berhasil mencapai target pekerjaan dalam periode tertentu. Tidak masalah cara apa yang dilakukan, yang penting target tercapai! Lalu, ketika terjadi kendala atau hasil yang kurang memuaskan, seorang pemimpin akan mengambil tanggung jawab daripada menyalahkan orang lain.
Sementara itu, seorang pemimpin fokus pada proses kamu dalam mencapai tujuan tim dalam jangka panjang. Kesuksesan harus ditinjau menurut kualitas pengembangan dan pertumbuhan tiap individu yang sejalan dengan visi dan misi organisasi. Proses adalah kunci, keberhasilan diukur lewat membandingkan pencapaianmu saat ini dan sebelumnya, bukan dibandingkan dengan orang lain.
Perbedaan bos dan leader selanjutnya ada pada bagaimana mereka mengendalikan tim. Seorang bos cenderung membangun ketakutan supaya bawahan terus tunduk pada dirinya. Sebut saja, melalui sanksi atau aturan yang kadang tidak masuk akal. Semua ia lakukan demi memastikan tidak ada satu pun orang dalam timnya yang melanggar perintah.
Berlawanan dengan situasi tersebut, seorang pemimpin hadir untuk menyemangati tim. Ia menghargai masing-masing peran dan kontribusi karyawan yang ditunjukkan. Bahkan, ia mendorong anggota tim untuk berinisiatif melakukan sesuatu, terutama yang sejalan dengan nilai-nilai kelompok atau ide-ide lain yang bisa membawa tim meraih tujuan bersama.
Baca Juga: 11 Kata Kata Motivasi Kerja Karyawan Yang Inspiratif
Mengapa karyawan patuh pada bos? Sebab bos memanfaatkan wewenang yang ia miliki sesuai jabatannya untuk melakukan berbagai tindakan. Sebut saja, memerintahkan, membagikan tugas, menentukan target, sampai mengawasi karyawan. Semua ia lakukan atas nama jabatan bos yang disandangnya sehingga karyawan patuh semata karena ia berkuasa.
Namun, seorang leader justru banyak mengandalkan kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain. Para anggota tim kagum pada sang pemimpin bukan karena ia menjabat suatu posisi. Melainkan karena ia tampil sebagai pribadi yang kuat, memegang teguh nilai-nilai yang selaras dengan organisasi, dan bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa.
Proses mengambil kebijakan bisa dijadikan indikator utama dalam memahami perbedaan antara boss dan leader.
Dalam banyak hal-hal yang penting, seorang bos tidak akan melibatkan orang-orang dalam pengambilan keputusan. Lalu, saat Ia melibatkanmu, seorang bos akan cenderung mendominasi percakapan dan tidak terlalu menganggap pendapatmu sebagai hal yang penting.
Dalam implementasinya pun, kamu hanya akan dituntut untuk menjalankan segala perintah dan umumnya dilarang untuk berdiskusi.
Berbeda dengan boss, seorang pemimpin justru akan mendorang orang-orang untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Ia akan sangat terbuka pada pendapat karena Ia tahu bahwa kamulah yang akan menjalankan keputusan tersebut.
Bahkan, tidak jarang kamu akan dipercaya untuk mengambil keputusan pada situasi tertentu. Pendek kata, leader percaya kamu bisa mengatasi situasi tertentu dan ingin membuat kamu terbiasa berlatih memecahkan masalah.
Baca Juga: 4 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Perbedaan bos dan leader selanjutnya ada pada keinginan mempertahankan posisi saat ini. Bagi seorang bos, ia dikatakan berhasil jika mampu mempertahankan jabatannya atau malah bisa menduduki posisi yang lebih tinggi lagi dalam struktur organisasi perusahaan. Ia selalu ingin jadi bos selamanya demi tetap bisa menguasai, mengatur, dan mengendalikan orang-orang serta segala sesuatu terkait organisasi.
Leader malah bertindak sebaliknya. Ia memotivasi dan menginspirasi anggota tim untuk mengambil langkah serupa. Dari situ ia melihat siapa saja anggota tim yang potensial menjadi pemimpin baru di waktu mendatang. Bahkan, seorang leader merasa sukses jika ia mampu mencetak pemimpin baru di masa mendatang, apalagi jika pemimpin baru itu bisa meraih kesuksesan lebih besar daripada dirinya sekarang.
Sebetulnya membawa bisnis untuk berorientasi pada profit itu wajar. Namun, jika profit atau laba adalah segala-galanya, bisa dipastikan kamu akan dituntut bekerja mati-matian demi mencapai target profit tersebut. Bos cenderung berorientasi pada laba perusahaan sehingga ia menuntut kinerja karyawan semaksimal mungkin demi bisa menghasilkan keuntungan finansial yang besar, apa pun cara yang ditempuh.
Namun, seorang leader bekerja dengan berorientasi pada perwujudan visi organisasi. Ia fokus pada upaya mempercepat organisasi mencapai visi dan melakukan misi. Caranya dengan mengembangkan kerja tim, aktif berkolaborasi, dan menelurkan inovasi. Ketika cara kerja demikian berjalan efektif, maka profit atau laba perusahaan pun akan meningkat juga.
Dalam bertindak, bos cenderung membangun sikap konservatif. Ia akan mengerahkan seluruh tenaga demi mempertahankan status quo yang terjadi saat ini. Bisa dibilang ia anti gagasan baru. Bawahan hanya boleh melakukan berbagai rutinitas yang sudah ditetapkan secara prosedur dan menurut aturan kerja yang baku. Ruang untuk improvisasi nyaris tidak ada.
Sementara, leader mendorongmu untuk melahirkan berbagai gagasan baru yang bisa membawa organisasi lebih maju, berkembang, dan cepat meraih tujuan. Ia juga menantangmu untuk kreatif, inovatif, dan solutif dalam memecahkan suatu masalah. Dengan kata lain, leader selalu terbuka pada ide-ide baru yang kamu lontarkan.
Demikian perbedaan bos dan leader yang perlu kamu ketahui. Menjadi seorang leader inspiratif memang dambaan semua orang. Kamu pun bisa! Salah satunya dengan mengikuti program Pengembangan Diri Leadership di GreatNusa. Di bawah bimbingan pengajar profesional, kamu bisa menyelami diri, menggali potensi diri, dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
Mengikuti kursus di GreatNusa adalah pilihan terbaik. Daftarkan dirimu di program Pengembangan Diri Interpersonal Skill sekarang, serta nikmati kesempatan belajar dari mana dan kapan saja bersama GreatNusa!
By greatnusa • 28 Februari 2023
Perbedaan pemimpin dan manajer perlu diketahui karena itu dua hal yang berbeda walau terkesan sama. Apa saja perbedaannya? Simak penjelasannya di artikel ini.
Tahukah kamu bahwa masih banyak yang belum memahami mengenai perbedaan pemimpin dan manajer? Sekilas, keduanya memang memiliki makna sama. Namun, istilah keduanya memiliki sejumlah perbedaan. Sebagaimana diketahui, di dalam perusahaan maupun organisasi terdapat seorang leader (pemimpin) dan manajer.
Pemimpin adalah orang yang mempunyai kemampuan memengaruhi, memotivasi, mengarahkan, dan mengawasi orang lain agar tugas yang sudah direncanakan terselesaikan dengan baik. Sementara berdasarkan definisinya, seorang manajer harus bisa mengatur, mengarahkan, dan mengendalikan orang lain agar tujuan yang telah ditetapkan perusahaan atau organisasi tercapai. Meskipun, seorang manajer belum tentu seorang pemimpin, keduanya penting bagi keberlangsungan perusahaan.
Pemimpin bukanlah sebuah jabatan atau posisi di dalam sebuah perusahaan. Kamu dapat melihat struktur organisasi perusahaan dan tidak akan menemukan kata pemimpin di dalamnya.
Pemimpin adalah sebuah karakter atau peran. Dengan kata lain, siapapun dapat menjadi pemimpin atau memiliki sifat kepemimpinan.
Tentu saja pemimpin yang hebat umumnya memiliki posisi atau jabatan yang mentereng di perusahaan. Pemimpin kemudian umumnya memiliki pengaruh yang besar di dalam perusahaan.
Berbeda dengan pemimpin, manajer adalah sebuah jabatan atau posisi. Manajer umumnya memiliki peran untuk mengatur sistem organisasi perusahaan.
Manajer dapat dianggap sebagai gerbang ke tingkat yang lebih tinggi oleh para bawahannya. Para karyawan umumnya akan lebih sering berbicara pada dan bertemu dengan manajer ketimbang pemimpin yang memiliki jabatan lebih di atas.
Setelah mengetahui pengertian pemimpin dan manajer, kamu mungkin telah memiliki sedikit gambaran tentang perbedaan di antara keduanya. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan mengenai perbedaan antara pemimpin dan manajer berikut ini.
Pemimpin dapat didefinisikan sebagai seseorang yang mampu memimpin, baik secara formal (resmi) maupun informal (tidak resmi). Untuk mendapatkan posisi pemimpin, kamu harus memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Pemilihannya sendiri tidaklah serumit manajer. Pasalnya, posisi pemimpin umumnya bersifat sementara. Pemimpin memiliki masa kontrak yang bervariasi tergantung tugas. Misalnya, jika kamu ditugaskan untuk mengurus sebuah proyek pembangunan gedung yang membutuhkan waktu selama enam bulan, maka selama itulah kamu menjabat sebagai pemimpin.
Baca Juga: 3 Tingkatan Piramida Manajemen Dan Contohnya
Berbeda dengan pemilihan pemimpin yang biasanya berdasarkan kontrak kerja mengenai proyek atau tugas tertentu, pemilihan manajer dilakukan secara formal berdasarkan yuridis perusahaan tersebut yang ditandai dengan adanya surat pengangkatan atau keputusan dari komisaris atau direktur. Umumnya, waktu kerja yang diperlukan seseorang untuk menjabat sebagai manajer berkisar tiga hingga lima tahun. Makin banyak prestasi yang kamu raih, makin besar peluang untuk menduduki posisi tinggi dalam waktu relatif singkat.
Pemimpin memiliki fungsi dasar untuk membentuk visi, tim, membagi tugas, mengarahkan, memotivasi dalam bekerja, dan menggerakkan bawahannya mencapai tujuan. Dalam menjalankan fungsinya, pemimpin lebih menekankan pengaruh yang dimilikinya untuk membuat bawahan mengikuti arahannya, bukan dengan paksaan atau iming-iming hadiah. Pemimpin akan melakukan stimulasi, memberikan fasilitas, dan berpartisipasi secara langsung dalam kegiatan yang wajib diikuti oleh bawahannya.
Sementara fungsi dasar manajer berkaitan erat dengan perencanaan (planning), pengarahan (directing), pengorganisasian (organising), kontrol (controlling), dan penempatan staff (staffing). Biasanya, seorang manajer dalam menjalankan fungsinya sering memanfaatkan kekuasaan jabatan dan wewenang secara struktural yang mempunyai kekuatan mengikat. Artinya, seorang manajer dapat memaksa atau menghukum bawahannya.
Salah satu perbedaan pemimpin dan manajer yang utama terdapat pada tugas dan peran.
Pemimpin membangun visi sementara manajer mewujudkan ide tersebut dengan membuat rencana. Pemimpin perusahaan yang hebat adalah pemimpin yang memiliki visi jauh ke depan. Ia dapat melihat hal-hal yang umumnya tidak dapat dilihat oleh kebanyakan orang.
Sementara itu, manajer yang hebat adalah manajer yang dapat membuat rencana yang runut untuk mewujudkan visi dari pemimpin. Jika pemimpin bertugas untuk membangun visi, maka manajer membangun tujuan untuk mewujudkannya.
Seorang pemimpin tidak hanya harus berwibawa, tetapi juga mampu menguatkan visi yang diemban. Lantaran memahami bahwa membangun personal branding sangatlah penting, pemimpin cenderung melakukan banyak hal unik, berpikiran out of the box, dan mendorong bawahannya untuk terus berkembang. Pemimpin juga tidak takut untuk berinovasi dan mengambil risiko.
Selain bertanggung jawab, seorang manajer harus mempunyai pengetahuan luas, terampil, dan mampu berkomunikasi. Tugasnya adalah mengatur dan mengintegrasi berbagai jenis variabel ke dalam tujuan perusahaan. Seorang manajer harus bisa memimpin bawahannya serta merencanakan, mengelola, mengawasi, dan mengevaluasi kegiatan manajemen.
Manajer memiliki peran dalam menentukan langkah yang harus diambil demi mencapai tujuan perusahaan. Seorang manajer juga harus bisa memprediksi hasil dari pilihan tersebut. Selain bertanggung jawab dalam pengelolaan dan koordinasi tim, manajer juga harus memastikan bahwa kebijakan perusahaan berjalan sebagaimana mestinya.
Berbeda dengan pemimpin yang berani berinovasi, seorang manajer cenderung menjalankan tugas secara formal sehingga selalu berpegang teguh pada hal-hal yang sudah terbukti keberhasilannya. Seorang manajer lebih banyak meniru kompetensi dan mencontoh perilaku serta gaya kepemimpinan orang lain. Alih-alih mengambil risiko layaknya seorang pemimpin, seorang manajer justru meminimalisasi risiko tersebut dengan cara menjalankan yang telah ada. Singkatnya, seorang manajer akan berusaha mengendalikan situasi dan cenderung menghindari masalah.
Ditilik dari lingkungan kerja, seorang pemimpin bisa memimpin di lingkungan kerja formal ataupun informal. Pemimpin memiliki tanggung jawab terhadap bawahannya dan seluruh anggota tim yang turut berkontribusi. Ketika terdapat satu unit kerja melakukan kesalahan, unit lain harus menanggung beban karena kesalahan tersebut. Seorang pemimpin biasanya berpikir dengan lebih holistik dan memiliki gambaran mengenai target pencapaiannya. Hal inilah yang membuat pemimpin tahu bagaimana cara mendorong dan menginspirasi bawahannya untuk mengubah visi menjadi realita.
Baca Juga: Mengenal Strategi Kepemimpinan Dalam Dunia Kerja
Dibandingkan orang biasa, cara berpikir pemimpin sangat luas dan jauh. Tak jarang pemimpin memiliki pemikiran yang dianggap nyeleneh, tetapi sangat mendukung terwujudnya visi atau tugas yang diemban. Pemimpin yang baik sangat mengetahui potensi bawahannya. Oleh karena itu, pemimpin sering memotivasi bawahannya untuk terus berkembang dan memaksimalkan kemampuannya. Alhasil, seluruh bawahan yang tergabung dalam tim mampu memberikan hasil terbaik dan bekerja sama mencapai tujuan.
Berbeda dengan pemimpin, seorang manajer hanya bisa memimpin di lingkungan kerja formal saja. Manajer memiliki tanggung jawab pada atasannya. Lantaran bertugas memastikan tujuan dapat tercapai, seorang manajer lebih fokus terhadap cara mengatur dan menyelesaikan hal-hal yang dinilai dapat menjadi penghalang atau menimbulkan masalah di kemudian hari. Supaya berjalan lancar, manajer memiliki seorang asisten untuk membantunya mengerjakan tugas operasional.
Lain dengan gaya kepemimpinan pemimpin yang bersifat transformasional (memberi motivasi dan memberdayakan), gaya kepemimpinan manajer bersifat transaksional (member hadiah dan hukuman). Mengingat manajer selalu bertindak konvensional, cara kepemimpinannya cenderung kaku. Manajer hanya menugaskan dan memberikan panduan atau arahan pada bawahannya untuk menyelesaikan tugas tersebut. Bawahan yang memiliki kinerja baik akan diberikan hadiah, sedangkan yang berkinerja buruk akan mendapatkan hukuman.
Seorang pemimpin mempunyai bawahan yang kerap disebut pengikut. Pengikut pemimpin adalah orang-orang yang percaya terhadap kemampuan, kecakapan, dan perilaku pemimpinnya yang baik. Pengikut akan menjalankan tugas dan perintah atas dasar rasa kagum dan hormat. Seorang pemimpin hampir tidak berjarak dengan bawahannya. Pemimpin juga memiliki kepedulian tinggi terhadap bawahannya dan memperlakukannya sebagai makhluk yang utuh.
Hal itulah yang membuat seorang pemimpin tidak hanya mengejar target, melainkan juga memedulikan keseimbangan kehidupan kerja bawahannya. Lantaran sangat mengenali potensi dan kemampuan para pengikutnya. Pemimpin tidak segan untuk melakukan tindakan persuasif supaya bawahan mengikuti instruksinya sehingga visi dan target tercapai.
Baca Juga: 8 Langkah Strategi Komunikasi Persuasif dalam Dunia Kerja
Berbeda dengan pemimpin yang memiliki pengikut secara sukarela, manajer mempunyai bawahan yang disebut sebagai karyawan atau staf. Bawahan tersebut harus mengikuti aturan yang sudah ditetapkan manajer. Mengingat manajer memiliki kuasa untuk memberikan tugas, hadiah, dan hukuman, para bawahannya biasanya patuh dan menjalankan tugas yang diberikan sebaik mungkin.
Perebedaan besar lainnya antara pemimpin dan manajer adalah sikap keduanya terhadap resiko. Pemimpin adalah orang yang berani mengambil risiko. Ia percaya bahwa visi yang dimilikinya akan membayar segala perjuangannya di masa sekarang. Pemimpin adalah orang yang berpikir soal jangka panjang.
Sementara itu, manajer cenderung menghindari risiko. Manajer adalah orang yang bertugas untuk memberikan hasil secepat mungkin. Manajer fokus mencapai target jangka pendek untuk menunjukkan hasil yang positif bagi perusahaan.
Baik manajer maupun pemimpin memainkan tanggung jawab yang berbeda. Masing-masing dari mereka bergerak tidak hanya dengan tim tetapi juga dengan kerangka kerja organisasi yang teratur dan memiliki bawahan. Membangun kolaborasi, meningkatkan komunikasi, mengambil resiko dengan tujuan visi perusahaan sangat penting untuk alasan ini.
Memang menjadi seorang pemimpin bukanlah pekerjaan yang mudah berhasil, namun begitulah hakikatnya. Setiap dari Anda yang pernah memiliki posisi kepemimpinan akan dapat memahami hal ini. Tidak ada keraguan bahwa setiap perusahaan yang sukses memiliki manajemen dan kepemimpinan terbaik.
Setiap pemimpin harus mengembangkan kemampuannya sendiri di samping perannya sebagai karyawan. Karena sebenarnya tidak ada formula untuk kepemimpinan yang efektif. Karena setiap karyawan memiliki kepribadiannya masing-masing, pemimpin dan manajer harus menugaskan individu berdasarkan kemampuannya.
Perusahaan bisa menawarkan seluruh fasilitas sebagai pendongkrak kinerja pekerja. Menggunakan perangkat lunak SDM yang berfokus pada produktivitas karyawan atau alat absensi online, misalnya. Karyawan tidak hanya bekerja lebih efisien, tetapi bisnis juga mendapatkan keuntungan secara konsisten.
Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Strategi Bisnis? Seperti Apa Hal Ini Bisa Membantu Bisnis Anda?
Demikianlah informasi mengenai perbedaan pemimpin dan manajer yang perlu kamu ketahui. Terlepas dari perbedaan tersebut, keduanya memiliki peran besar dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Secara simpel, pemimpin adalah orang yang membangun visi dan berpikir jangka panjang, sementara manajer adalah orang yang menentukan tujuan serta berpikir jangka pendek.
Untuk menjadi seorang pemimpin, kamu tidak harus menjabat sebagai manajer lebih dulu. Kamu bisa mempelajari kepemimpinan melalui portal pembelajaran daring GreatNusa.
GreatNusa menyediakan berbagai jenis course dan webinar dengan materi berkualitas dan praktis. Berbekal materi tersebut, kamu bisa mengoptimalkan kemampuan leadership dan manajerial. Tunggu apa lagi? Ayo, gapai masa depan yang lebih baik bersama GreatNusa!
By greatnusa • 14 Maret 2022
Pahami perbedaan soft skill dan hard skill serta cara mengasahnya, seperti dengan mencari mentor hingga bekerja sama. Simak infonya di artikel ini.
Ketika akan mencari karyawan baru, kebanyakan perusahaan akan mencari kandidat yang mengetahui hal-hal yang bersifat teknis terkait tugas mereka. Hal-hal teknis yang bersifat pengetahuan inilah yang kita kenal sebagai hard skill. Ini memang benar adanya. Namun, tahukah kamu bahwa soft skill juga menjadi penilaian penting? Lalu, sebenarnya apa perbedaan soft skill dan hard skill?
Untuk lebih memahami perbedaan soft skill dan hard skill, hal pertama yang harus kamu ketahui adalah pengertian, konsep dan contoh keduanya. Selengkapnya, simak pembahasan berikut ini!
Hard skill atau yang dikenal dengan keterampilan teknis bersifat spesifik untuk pekerjaan dan relevan dengan setiap posisi dan tingkat senioritas. Dalam bahasa yang lebih teknis, hard skill adalah kemampuan yang bisa dipelajari, dievaluasi, dan diukur. Dengan begitu, setiap posisi pada sebuah perusahaan akan memiliki kemampuan spesifik masing-masing.
Para pencari kerja dapat mengetahui hard skill apa saja yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan dengan melihat bagian dari requirement atau syarat dari sebuah lowongan kerja pada umumnya. Misalnya saja seorang akuntan perlu tahu bagaimana merekonsiliasi laporan bank sementara pengembang itu memerlukan kemampuan ini.
Pada saat yang sama, rekonsiliasi penting bagi seorang akuntan terlepas dari tingkat pengalaman mereka. Namun, kemampuan dalam menyiapkan anggaran bisnis adalah contoh hard skill yang tidak dibutuhkan oleh seorang akuntan junior.
Apa saja contoh hard skill? Kemampuan bahasa, gelar akademis, sertifikat, kemampuan digital marketing dan UX design adalah beberapa di antaranya.
Berbeda jauh dengan hard skill yang dapat diukur dengan cukup pasti, soft skill merupakan keterampilan dan kemampuan yang sulit diukur dan sedikit kabur untuk didefinisikan. Ini merupakan keterampilan intrapersonal yang membantu seseorang untuk bergaul dan bekerja sama dengan orang lain.
Soft skill adalah karakteristik umum yang relevan dengan kepribadian. Ada beberapa soft skill yang dibutuhkan untuk semua posisi pekerjaan. Namun, ada juga soft skill tertentu yang hanya penting di satu tugas saja namun tidak begitu dibutuhkan di pekerjaan lain.
Seandainya kamu ingin bekerja dengan perusahaan yang menuntut kerja sama tim yang baik, kamu memerlukan komunikasi dan kemampuan yang mumpuni dalam membangun jaringan.
Tapi untuk peran teknik yang dilakukan sendiri, hal ini mungkin tidak akan begitu dibutuhkan. Demikian juga kemampuan kepemimpinan serta berpikir kritis yang dibutuhkan bagi orang-orang yang akan mengelola tim, tidak peduli departemen apapun yang mereka pimpin.
Ada banyak sekali contoh soft skill yang mungkin kamu butuhkan di dunia kerja. Beberapa di antaranya adalah leadership (kepemimpinan), kemampuan berkomunikasi, memecahkan masalah, adaptabilitas dan fleksibilitas, mengambil keputusan, kreativitas, kemampuan dalam persuasi (memengaruhi orang lain), kerja tim, dan kecerdasan emosional.
Di antara semua contoh soft skill di atas, kecerdasan emosional adalah yang paling sulit diajarkan. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk berempati dengan orang lain, meregulasi kebiasaan dan mengembangkan kesadaran diri (self-awareness). Kecerdasan emosional juga menunjukkan tingkat motivasi intrinsik yang berkontribusi pada etos kerja yang kuat.
Baca Juga: Macam Macam Soft Skill Yang Dapat Dikuasai
Setelah mengetahui pengertian hard skill dan soft skill, kita dapat mulai menarik kesimpulan tentang perbedaanya keduanya. Dari segi pengukuran, hard skill dapat dinilai dan dideskripsikan dengan menggunakan angka atau kriteria yes or no. Di sisi lain, soft skill lebih sulit untuk dinilai dan biasanya dilihat lewat skala kualitatif.
Di tempat kerja, soft skill akan membantu seseorang menghadapi keadaan yang berubah. Tidak peduli apapun posisi kamu, kemampuan untuk bisa berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain sangat penting. Tidak heran jika banyak perusahaan yang menuliskan beberapa soft skill ini dalam persyaratan perekrutan. Beberapa perusahaan bahkan melakukan berbagai hal untuk bisa menilai soft skill kandidat selama proses wawancara.
Hard skill bisa dievaluasi dengan melihat resume, portofolio dan tugas-tugas yang pernah dilakukan terkait pekerjaan. Sementara itu soft skill dapat dinilai dengan mengajukan wawancara situasional dan perilaku dengan mempertimbangkan karakteristik kepribadian kandidat secara keseluruhan selama proses perekrutan kerja.
Dalam dunia kerja, hard skill merupakan sesuatu yang mutlak harus dimiliki oleh seseorang untuk bisa melaksanakan tugas sesuai dengan posisinya. Hard skill akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional perusahaan tempat kamu bekerja. Hard skill yang mumpuni tidak hanya disenangi oleh perusahaan tapi juga bisa meningkatkan kepuasan karyawan itu sendiri.
Skill apapun yang dimiliki manusia bisa dikembangkan dan diperbaiki seiring dengan berjalannya waktu. Perbedaan soft skill dan hard skill berikutnya yang perlu kamu ketahui adalah cara pengembangannya. Untuk mengembangkan soft skill komunikasi misalnya, hal yang perlu kamu lakukan adalah melakukan kontak mata dengan lawan bicara, berlatih body language yang benar hingga belajar etika komunikasi lewat teks yang benar.
Soft skill kreativitas dapat dikembangkan dengan cara brainstorming bersama rekan kerja atau saat kamu sendirian atau dengan banyak melihat karya-karya hasil kreativitas seperti buku, film dan acara televisi. Memperbanyak interaksi dengan orang-orang kreatif dengan berbagai latar belakang juga bisa memupuk kemampuan komunikasi sekaligus kreativitasmu.
Pengembangan hard skill jauh lebih mudah didefinisikan karena sifatnya yang terukur. Beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk mengembangkan hard skill antara lain adalah dengan banyak latihan, membuat waktu latihan secara rutin, melakukan analisis dan evaluasi progress secara reguler hingga menguji diri dengan contoh skenario dan masalah.
Selain melakukan latihan sendiri, pengembangan hard skill bisa kamu peroleh lewat pelatihan, workshop, seminar dan lain sebagainya. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi juga merupakan salah satu bentuk pengembangan hard skill yang perlu dilakukan oleh para profesional.
Untuk lebih lengkapnya, berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu jadikan panduan.
Mentor yang baik merupakan adalah impian bagi setiap orang yang baru memasuki dunia kerja. Mentor yang baik tidak hanya akan membuat proses pekerjaan menjadi relatif lebih lancar tetapi juga akan membuat proses belajar menjadi lebih baik.
Dengan memiliki seseorang yang bersedia membimbingmu, kamu secara tidak langsung akan mendapatkan akses pada pengamatan serta opini dari orang yang telah lebih berpengalaman. Dengan demikian, kamu dapat mempelajari hal lebih cepat.
Selain itu, dengan adanya mentor yang membimbing, kamu akan mengetahui hal-hal apa saja yang harus menjadi fokus dari proses belajarmu. Hal ini tentunya akan sangat membantu kamu untuk bisa langsung mulai mempelajari hal-hal yang akan membantu karir kamu ke depannya.
Baca juga: 8 Perbedaan Bos dan Leader yang Perlu Kamu Ketahui
Proses belajar adalah sebuah proses yang panjang. Tidak jarang orang-orang berhenti di tengah jalan dan memutuskan untuk mengganti fokus.
Jika kamu benar-benar ingin menguasai sebuah skill, maka kamu harus mulai dengan membangun kebiasaan yang baik.
Salah satu contohnya adalah kamu bisa menerapkan langsung hal-hal apa saja yang telah kamu pelajari. Dengan menerapkannya langsung, kamu tidak hanya akan mengingat hal tersebut lebih baik, tetapi juga mendapatkan masukan tentang hal-hal apa saja yang harus kamu perbaiki.
Proses belajar bisa sangat melelahkan. Untuk dapat membantu semangat kamu tetap tinggi, kamu bisa mengajak atau bergabung dengan orang yang sedang mempelajari skill yang sama.
Selain mendapatkan sumber semangat baru, bekerja sama dengan orang lain juga dapat memberikan kamu insight tentang bagaimana orang lain melakukan tugas mereka yang dapat memberikan kamu perspektif baru.
Baca Juga: 7 Manfaat Bekerja Sama Dalam Menyelesaikan Pekerjaan Sulit
Ketika kamu akan melamar pekerjaan, di daftar persyaratan kamu mungkin akan menemukan banyak hal yang bersifat teknis. Jika kamu melamar untuk posisi guru, kamu tentu harus memiliki ijazah yang sesuai. Seseorang yang ingin melamar menjadi desainer, juga dituntut memiliki skill mengoperasikan dan menggunakan beragam software desain. Ini adalah hal yang wajar karena tidak ada sebuah perusahaan yang akan mempekerjakan seorang pengembang website untuk posisi public relation, bukan? Hal tersebut berhubungan erat dengan hard skill.
Meskipun hard skill itu penting, perusahaan yang cerdas tahu bahwa karyawan yang baik harus memiliki keahlian lain yang mungkin lebih sulit diukur dan dikembangkan yakni soft skill. Lalu, mana yang sebenarnya lebih penting? Jawabannya: soft skill dan hard skill bukan sebuah pilihan. Keduanya adalah paket yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh seorang tenaga profesional untuk membangun karier jangka panjang. Soft skill seperti teamwork dan networking yang terbangun dengan baik akan menjadi bekal agar karier kamu berkembang lebih baik di masa depan.
Selain melalui pendidikan formal, kamu juga dapat mengembangkan kemampuan atau skill yang kamu miliki dengan mengikuti kursus atau pelatihan, baik secara online atau offline. Beberapa kursus atau pelatihan terbaik yang dapat kamu ikuti untuk mengembangkan skill yang kamu miliki adalah latihan leadership dan kursus berbahasa di GreatNusa. Setelah memahami perbedaan soft skill dan hard skill, saatnya mengambil langkah nyata untuk mengembangkan keduanya bersama GreatNusa.
By greatnusa • 22 September 2021
Team building adalah hal penting dalam sebuah organisasi. Tapi apa itu team building? Simak penjelasan dan manfaat team building di sini.
Team building adalah aktivitas yang sering dilakukan oleh perusahaan dengan mengikutsertakan para karyawan. Kegiatan team building tersebut biasanya dilaksanakan dengan mengajak karyawan untuk bepergian ke luar kota. Tak jarang, para karyawan diperbolehkan untuk ikut serta dalam kegiatan bersama dengan anggota keluarga.
Kegiatan team building memang dirancang agar orang-orang yang berpartisipasi di dalamnya merasa senang. Sekilas, aktivitas seperti ini memang tidak terlalu penting bagi perusahaan. Namun, tahukah kamu kalau team building adalah kegiatan yang sangat penting. Lewat team bulding, kamu bisa membangun hubungan yang lebih erat dengan para karyawan yang selanjutnya bisa bermanfaat bagi bisnis.
Banyak orang yang beranggapan kalau team building itu tidak ubahnya adalah aktivitas rekreasi. Pandangan ini tidak sepenuhnya salah. Apalagi, aktivitas team building memang kerap dilaksanakan dengan cara menyenangkan dan santai. Namun, team building memiliki pengertian lebih dari sekadar aktivitas bersenang-senang.
Team building merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan hubungan dari setiap anggota tim. Lewat team building, setiap personal bisa memberi respek dan menghargai perbedaan dengan orang lain. Selanjutnya, mereka bisa berbagi tujuan dan meraih ekspektasi bersama. Hasilnya, masing-masing anggota tim dapat bekerja lebih efektif dan perusahaan bisa mencapai target yang telah ditetapkan.
Baca juga: 7 Cara Membangun Tim Kerja yang Baik
Manfaat utama dari membangun team building adalah tim memiliki kepercayaan satu sama lain dan dapat bekerja dengan lebih baik. Selai manfaat tersebut, masih ada banyak manfaat dari membangun tim. Berikut adalah beberapa manfaat yang akan kamu dapat dari aktivitas membangun team building.
Team building adalah aktivitas yang paling tepat bagi anggota tim untuk bisa saling mengenal. Apalagi, bagi kamu yang saat ini lebih banyak menghabiskan waktu secara remote atau jarak jauh. Sistem kerja remote memiliki kecenderungan interaksi anggota tim yang sangat minim. Oleh karena itu, tidak heran kalau mereka tidak saling kenal satu sama lain.
Dalam aktivitas team building, kamu bisa mendorong setiap anggota tim untuk bersosialisasi dan saling mengenal. Hubungan personal yang baik antara masing-masing anggota tim berdampak positif pada suasana di tempat kerja. Di waktu yang bersamaan, mereka juga bisa melakukan kolaborasi yang lebih baik dan bekerja secara lebih efisien.
Manfaat team building yang selanjutnya adalah sarana meningkatkan kemampuan kerja sama tim. Dalam aktivitas team building, setiap personal dalam tim tidak hanya bisa kenal satu sama lain. Kesempatan tersebut juga menjadi momen bagi mereka untuk memahami kelebihan dan kekurangan dari rekan kerjanya.
Membangun team building juga dapat menumbuhkan sikap saling percaya di antara anggota tim. Dengan saling menjalin komunikasi secara efektif, anggota tim akan memiliki kepercayaan bahwa rekan satu timnya dapat diandalkan ketika dibutuhkan.
Pengetahuan tersebut sangat berguna bagi karyawan dalam melakukan kerja sama dalam tim. Mereka bisa memahami kelemahan dari rekan kerja dan bisa saling menutupi. Dalam situasi tersebut, setiap personal akan menunjukkan kontribusi dan potensinya masing-masing.
Dengan demikian, baik perusahaan atau karyawan individu, akan dapat mencapai tujuan dengan lebih efektif.
Kompetisi merupakan salah satu cara yang efektif dalam mendorong produktivitas kerja karyawan. Manfaat ini bisa kamu peroleh lewat aktivitas team building. Dalam team building, setiap personal akan berusaha untuk mencari cara yang paling efektif dalam bekerja dan meraih pencapaian yang lebih baik dibandingkan tim lain.
Team building sering dilaksanakan dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan. Hal itulah yang memang menjadi tujuan dari pelaksanaan team building. Perasaan senang saat berpartisipasi dalam team building diharapkan bisa memacu motivitasi dan moral kerja para karyawan. Dengan begitu, mereka akan bekerja lebih giat dan mencapai target yang lebih besar di masa depan.
Baca juga: Butuh Motivasi Dalam Bekerja? Ini 6 Jenis Motivasi yang Perlu Diketahui
Salah satu tujuan utama membangun tim yang baik adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas dalam bekerja. Dengan komunikasi yang mereka jalin selama kegiatan membangun tim, para anggota tim akan memiliki semangat dan sudut pandang baru tentang bagaimana mereka bisa bekerja.
Para anggota tim akan memiliki pengetahuan tentang apa saja yang anggota tim lainnya dapat lakukan. Sehingga, seorang individu bisa saja melihat sebuah cara baru untuk menyelesaikan masalah di lingkungan kerja dengan bantuan rekan kerjanya.
Selanjutnya, bagaimana cara melaksanakan aktivitas team building? Caranya, kamu perlu memilih kegiatan yang tepat. Ada 5 ide aktivitas team building yang bisa kamu praktikkan, yaitu:
Kegiatan pertama adalah scavenger hunt. Aktivitas ini adalah cara yang sangat efektif dalam mendorong para karyawan untuk bergerak aktif dan melakukan kolaborasi. Menariknya lagi, scavenger hunt bisa kamu lakukan secara fleksibel, bisa di dalam ruangan ataupun luar ruangan.
Cara pelaksanaannya sederhana. kamu bisa membagi karyawan dalam beberapa tim kecil, masing-masing terdiri dari 3 atau 5 orang. Selanjutnya, sembunyikan beberapa benda di area yang telah ditentukan. Tim pertama yang menemukan semua benda tersembunyi menjadi pemenang.
Cara menyenangkan selanjutnya yang bisa kamu pilih untuk mendorong kolaborasi para karyawan adalah kegiatan bernama human knot. Di waktu bersamaan, human knot merupakan aktivitas yang menyenangkan. jadi, karyawan tidak akan bosan saat berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Untuk melakukannya, kamu dapat mengajak anggota tim untuk membentuk lingkaran. Lalu, minta agar masing-masing anggota untuk mengaitkan tangan satu sama lain secara acak. Selanjutnya, setiap orang berusaha untuk mengurai kaitan tanpa harus melepas gandengan tangan.
Untuk mendorong kompetisi, pelaksanaan human knot dapat dilakukan oleh beberapa tim sekaligus. Tim pertama yang berhasil mengurai kaitan tanpa melepaskan gandengan tangan menjadi pemenang.
Ada pula pertimbangan untuk melakukan aktivitas simulasi bisnis. Sesuai dengan namanya, ide kegiatan ini bisa kamu lakukan sebagai simulasi dari aktivitas bisnis di dunia nyata. Dari kegiatan ini, karyawan bisa memperoleh manfaat dalam mencari solusi atas sebuah permasalahan dengan lebih cepat.
Baca Juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Strategi Bisnis? Seperti Apa Hal Ini Bisa Membantu Bisnis Anda?
Simulasi bisnis bisa kamu lakukan dengan berbagai cara. Contoh, kamu dapat mengemukakan sebuah permasalahan yang biasa muncul di tempat kerja. Lalu, beberkan informasi detail berkaitan dengan tujuan, aturan, serta batas waktu penyelesaiannya.
Dalam kegiatan ini, para karyawan yang berpartisipasi tidak akan berhadapan dengan risiko apapun. Oleh karena itu, mereka bisa berpikir secara lebih bebas. Tidak menutup kemungkinan, mereka akan memunculkan berbagai jenis solusi yang kreatif.
Ada pula kegiatan team building bernama perfect square. Caranya, kamu perlu menyiapkan tali dengan panjang setidaknya 5 meter, lalu ikat kedua ujungnya. Setelah itu, tempatkan tali tersebut di permukaan tanah dengan membentuk lingkaran.
Tugaskan 4 atau 8 orang untuk berdiri di bagian tengah lingkaran. Selanjutnya, tutup mata mereka menggunakan kain. Setelah memastikan penutup mata bekerja, minta mereka mundur 5 langkah. Setelah itu, perintahkan mereka untuk membentuk tali menjadi persegi.
Terakhir, kamu bisa memilih ide aktivitas team building berupa gokart. Kegiatan ini jadi sarana menyenangkan yang mendorong para karyawan untuk saling berkompetisi secara sehat. Dalam kegiatan ini, karyawan punya kesempatan untuk berinteraksi secara bebas dan santai.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai pengertian team building. Sampai di sini, kamu sudah bisa memahami kalau team building adalah aktivitas yang sangat penting, kan? Kegiatan di dalamnya tidak hanya sekadar untuk sarana bersenang-senang, tetapi ada banyak manfaat yang bisa didapatkan.
Team building merupakan salah satu cara yang bisa kamu manfaatkan untuk meningkatkan kemampuan para karyawan. Sebagai tambahan, pertimbangkan pula untuk berpartisipasi dalam berbagai course di GreatNusa. Di sini, kamu bisa menemukan berbagai jenis course yang bermanfaat dalam pengembangan diri dan bisnis.